Berita Jepang | Japanesestation.com

Pada tahun 1966 silam, untuk pertama kalinya Jepang mengalami penurunan angka kelahiran setelah bertahun-tahun memiliki angka kelahiran yang stabil. Hinoe-Uma pun dituduh jadi penyebabnya, namun, apa sih sebenarnya “Hinoe-Uma” itu?

Melansir Japan Info, Hinoe-Uma adalah salah satu dari sekian takhayul yang dipercaya orang Jepang. Hinoe-Uma ini dipercaya terjadi setiap 60 tahun sekali, menjadi kombinasi ke-43 dari siklus sexagenary (siklus usia lanjut). Isi takhayulnya mengatakan bahwa seorang wanita yang lahir di tahun Hinoe-Uma akan memiliki sifat yang keras dan dapat membunuh suaminya sendiri.

Perlu diketahui sebelumnya, Jepang merupakan negara yang mengikuti siklus zodiak Cina, di mana 12 hewan mewakili setiap tahunnya. Nah, tahun-tahun ini juga memiliki lima elemen, yaitu kayu, api, tanah, besi, dan air. Bersama, kedua system ini membentuk 60 kombinasi sistem berbeda.

Layaknya namanya, Hinoe-Uma merupakan “tahun kuda api” yang teakhir terjadi pada 60 tahun lalu, tahun 1966. Isi takhayulnya sendiri aneh dan terdengar bodoh, namun faktanya orang-orang Jepang mempercayainya dan memutuskan untuk tak memiliki bayi pada tahun 1966, membuat penurunan kelahiran hingga 25% dari tahun 1965.

Tapi, apakah para orang tua saat itu benar-benar percaya bahwa seorang anak perempuan yang lahir di tahun Hinoe-Uma akan dikutuk dengan sifat keras yang dapat membunuh suaminya? Mungkin tidak juga, karena nampaknya para orang tua akan lebih khawatir dengan kesempatan menikah putrinya.

pernikahan di Jepang japanesestation.com
Ilustrasi pasangan yang menikah (pakutaso.com)

Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, saat itu perjodohan merupakan hal umum di Jepang. Keluarga dari kedua belah pihak akan bertemu dengan membawa foto putra dan putri mereka dengan harapan berakhir dalam pernikahan. Kini, praktik ini memang hampir tak ditemukan di Jepang, namun pada beberapa dekade sebelumnya, orang-orang bisa panik jika akta kelahiran putri mereka menujukkan tahun 1966 dan membuat mereka sulit mendapatkan suami.

Lantas, apakah teori Hinoe-Uma masih dipercaya oleh orang Jepang modern? Mungkin kita akan segera mendapatkan jawabannya pada tahun 2026 mendatang, di tahun Hinoe Uma selanjutnya.

Jepang memang telah berkembang maju jika dibandingkan dengan tahun 1966 silam. Namun yang namanya takhayul, pasti tetap memiliki efek yang kuat terhadap perilaku orang-orang. Di Indonesia sendiri masih banyak yang percaya kan kalau duduk di depan pintu itu menghalangi dapat jodoh?

Hanya tinggal 5 tahun lagi menjelang 2026. Apakah penurunan angka kelahiran Jepang yang kini sudah memprihatinkan akan semakin parah pada 2026 mendatang karena Hinoe Uma? Kita lihat saja nanti.

Sumber:

Japan Info

New York Times