Pihak parlemen Jepang telah mengesahkan kebijakan baru terkait aturan tunjuangan untuk anak dan cuti orang tua pada Rabu (05/06) lalu. Kebijakan ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk menangani penurunan angka kelahiran yang terus terjadi setiap tahunnya. Jepang bahkan telah mencapai angka kelahiran terendah tahun lalu dengan total kelahiran 758.631 saja. Penurunan ini juga berefek pada perusahaan produsen popok baji, Oji Holdings, yang kini beralih memproduksi popok dewasa.
Menurut perdana menteri Fumio Kishida, sebelum tahun 2030 adalah kesempatan terakhir untuk mengembalikan keadaan. Dilansir dari Kyodo News, pemerintah Jepang telah menetapkan skema pendanaan baru. Pemerintah berencana untuk mengumpulkan dana 600 miliar yen di tahun 2026 dan meningkat menjadi 1 triliun yen di tahun 2028. Pemerintah juga menetapkan kenaikan biaya asuransi kesehatan publik akan naik di angka 50 hingga 1.650 yen per-orang setiap bulannya. Menurut pemerintah, biaya tunjangan anak ini lebih baik jika ditanggung bersama untuk mengatasi tantangan meningkatkan jumlah anak.
Melalui kebijakan ini, pemerintah jelas mendapatkan kritik yang cukup tajam dari partai oposisi, meski pemerintah telah menjelaskan jika tidak akan membebankan biaya yang besar pada masyarakat. Selain meningkatkan dana tunjuangan anak, pemerintah juga akan memberikan tunjuangan bagi orang tua yang mengambil cuti untuk keperluan anak dan memperluas cakupan wilayah layanan penitipan anak. Sejak tahun 2022, angka kelahiran di Jepang tidak pernah lebih dari 800.000 jiwa.