Berita Jepang | Japanesestation.com

Jepang sepertinya harus bersiap-siap mengalami terjadinya angka penurunan kelahiran secara drastis. Menurut Kementerian Kesahatan pada Rabu (21/10) lalu, angka kelahiran di negeri sakura itu turun sekitar 11,4% selama 3 bulan terakhir jika dibandingkan dengan tahun lalu akibat pandemi virus corona.

Dilansir dari Kyodo News, angka tersebut makin meningkatkan kekhawatiran bahwa pandemi akan semakin memperburuk tingkat kelahiran yang sudah rendah di Jepang, di mana tahun lalu, jumlah bayi baru lahir di Jepang hanya berjumlah 865.000 saja. Jika tren saat ini terus berlanjut, diperkirakan jumlah bayi baru lahir di Jepang hanya kurang dari 800.000 orang.

Sementara itu, angka kehamilan terlihat turun drastis pada Mei lalu, dengan jumlah turun sekitar 17,1%, diikuti dengan turun 5,4% pada Juni dan 10,9% pada Juli. Angka pada bulan Mei tersebut diduga disebabkan karena adanya kegelisahan terkait pandemi yang meningkat.

Menurut Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan, total kehamilan selama 3 bulan terakhir juga menyusut sebesar 26.331 menjadi 204.482, dengan 67.919 kehamilan terjadi pada Mei, 67.115pada Juni dan 69.448 di bulan Juli.

nama bayi Jepang unik japanesestation.com
Ilustrasi bayi (pakutaso.com)

Pemerintah menduga bahwa banyak pasangan yang menunda untuk memiliki anak karena faktor ekonomi yang disebabkan oleh pandemi. Pembatasan perjalanan pun diduga terjadi di daerah pedesaan di mana banyak wanita yang pulang kampung untuk mempersiapkan kelahiran bayinya.

Selain itu, langkah pencegahan untuk mencegah penyebaran virus corona di rumah sakit, termasuk peraturan untuk mengenakan masker dan pembatasan untuk menjenguk juga menjadi salah satu faktor yang membuat banyak pasangan menunda kelahiran.

Untuk menangani masalah ini, kementerian kesehatan pun akan mengecek apakah benar pandemi lah yang menyebabkan banyak calon ibu menunda mengunjungi rumah sakit untuk melakukan checkup terhadap kehamilannya. Selain itu, kementerian juga berencana untuk memperkuat dukungan pada calon ibu untuk mendorong angka kelahiran.

Ya, turunnya angka kelahiran Jepang berarti makin kecil saja masa depan tenaga kerja Jepang yang terus menua setiap tahunnya.

angka kelahiran Jepang turun japanesestation.com
Ilustrasi bayi (pakutaso.com)

Katsuhiko Fujimori, seorang peneliti dari Mizuho Information & Research Institute mengatakan bahwa meski angka kelahiran Jepang telah menurun sejak 2015 silam, pandemi bisa memperparah penurunan.

“Jepang wajib memperkuat semua hal terkait kelahiran dan pengasuhan anak. Pemerintah bertanggung untuk menciptakan lingkungan di mana orang bisa merasa nyaman melahirkan dan membesarkan anak,” katanya.

Penurunan ini terjadi di seluruh 47 prefektur di Jepang, dengan Prefektur Yamaguchi menyumbang jumlah terbesar dengan jumlah 29,7%, diikuti dengan Prefektur Aomori sebanyak 23,7% dan Prefektur Ishikawa dengan 22,5%.