Sembilan puluh satu orang di sebuah SMA di Prefektur Shimane terdeteksi positif COVID-19 dalam klaster yang berpusat di tim sepak bola sekolah tersebut. Menurut pemerintah setempat, dari total 99 orang yang positif, 88 di antaranya merupakan anggota tim sepak bola SMA Rissho Shonan di Kota Matsue dan 82 di antaranya tinggal di arama yang sama. Tim ini juga dikabarkan sempat bermain di luar prefektur pada akhir Juli lalu, membuat kekhawatiran akan meluasnya penyebaran virus semakin besar.
Dilansir dari Japan Today, klaster tersebut mulai terdeteksi pada 3 hari libur di minggu lalu hingga hari Senin (10/8), membuat total kasus COVID-19 di Shimane bertambah menjadi 126. Seluruh 91 orang tersebut dilaporkan tidak memiliki gejala atau hanya menderita gejala ringan penyakit pernafasan yang disebabkan oleh virus mematikan tersebut.
Selain para anggota klub sepak bola, dua orang guru yang terlibat dalam tim tersebut serta seorang atlet baseball di sekolah yang memiliki total 350 murid dan staf, terbukti terinfeksi positif COVID-19. Kasus pertamanya sendiri ditemukan menjangkiti seorang pemain sepak bola dan telah dikonfirmasi pada Sabtu, 8 Agustus lalu.
Seorang pria berusia 70 tahunan yang mengunjungi asrama tersebut bersama 3 orang anggota keluarganya juga positif terjangkit virus corona. Pemerintah setempat mengatakan bahwa para murid dan guru yang terinfeksi telah dilarikan ke rumah sakit atau diisolasi di asrama tersebut.
"Kami mohon maaf sedalam-dalamnya karena telah menimbulkan kekhwatiran dan masalah,” ujar Naoki Kitamura, kepala sekolah SMA tersebut, pada Selasa, 11 Agustus.
Tim sepak bola SMA tersebut memang dianggap sebagai salah satu tim terbaik di Prefektur Shimane dan telah melakukan beberapa pertandingan latihan melawan tim di area barat Jepang, tepatnya di Osaka, Tottori, dan Kagawa pada akhir Juli lalu.
Sementara itu, pemain sepak bola yang pertama terinfeksi COVID-19 tidak berpartisipasi dalam pertandingan tersebut. Karena itu, pemerintah Kota Matsue masih menyelidiki berapa jumlah anggota yang berpartisipasi dalam pertandingan tersebut untuk menelusuri jejak kemungkinan infeksi lain.
"Jika ada kemungkinan penyebaran virus, meski seakan sepele, kami ingin memastikan semua orang yang terlibat mengikuti tes. Kami berjanji akan menelusuri jejak infeksi itu secara menyeluruh,” ujar gubernur Shimane, Tatsuya Maruyama, pada reporter di balai kota Matsue pada Minggu, 9 Agustus lalu.
Menangani hal ini, pemerintah Matsue telah mendesinfeksi fasilitas olahraga yang digunakan oleh tim sepak bola tersebut.