Tahun ini, Jepang menempati urutan teratas dalam Indeks Pengembangan Perjalanan dan Pariwisata terbaru dari Forum Ekonomi Dunia. Meski begitu, pemerintah setempat masih mengejar ketertinggalan mereka dari negara lain dalam hal pembukaan kembali pariwisata akibat pandemi Covid-19.
Seperti dilansir Timeout dari The Japan Times, pemerintah tengah berupaya untuk lebih melonggarkan pembatasan perbatasan yang ketat dalam waktu dekat. Jepang berencana menghapus batas masuk harian dan sekaligus menghapus persyaratan visa dan paket wisata bagi wisatawan.
Pembatasan terus berkurang selama beberapa minggu terakhir karena batas masuk baru-baru ini dinaikkan dari 20.000 menjadi 50.000 orang per hari. Turis juga diizinkan masuk ke Jepang tanpa mengikuti tur berpemandu, tetapi mereka tetap harus mengajukan permohonan visa dan memesan penerbangan serta akomodasi mereka melalui agen perjalanan.
Sekarang, pemerintah mengatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk menghapus persyaratan visa dan mengizinkan wisatawan untuk mengunjungi Jepang tanpa harus melalui agen perjalanan.
Pemerintah Jepang sendiri telah meluncurkan sistem tersendiri untuk paperless entry ketika tiba dari luar negeri. Sistem yang disebut layanan Visit Japan Web ini merupakan platform online yang menyederhanakan proses imigrasi. Dokumen bea cukai, imigrasi, dan karantina (CIQ) didigitalkan, sehingga bisa meminimalisir kontak secara langsung.