Kondisi Jepang yang memasuki musim panas membuat para ahli medis khawatir akan pemakaian masker yang bisa menyebabkan heatstroke. Meski kasus heatstroke dan ketinggian suhu tahun ini telah tercatat, para dokter menekankan pentingnya tindakan pencegahan dengan menjaga diri agar tetap terhidrasi di tengah wabah virus corona ini.
Sejak awal Mei, suhu udara di Jepang memang cukup tinggi, bisa mencapai 25 derajat Celcius atau lebih, hampir menyamai suhu pada musim panas. Bahkan, di beberapa lokasi, tercatat suhu udara menyamai suhu pada tengah musim panas, sekitar 30 derajat Celcius atau lebih.
Menurut Badan Meteorologi Jepang, jika ditotal, ada 323 dari 921 stasiun cuaca di seluruh Jepang yang melaporkan suhu udara di sekitarnya melebihi 30 derajat Celcius, dengan 6 di antaranya menunjukkan suhu melebihi 35 derajat. Di Pusat Kota Tokyo, suhu mencapai 3 derajat, suhu terpanas di tahun ini. Sementara di Dazaifu, Prefektur Fukuoka, suhu mencapai 35,6 derajat. Suhu pun melebihi 35 derajat di 3 lokasi di Prefektur Shimane. Suhu tinggi (35,1 derajat) juga terjadi di Yonago, Prefektur Tottori dan Kota Sano di Prefektur Tochigi. Sementara itu, suhu tertinggi di tahun ini adalah 35,8 derajat di Kurume, Fukuoka.
Angka orang-orang yang dilarikan ke rumah sakit akibat gejala heatstroke juga meningkat di beberapa wilayah jika dibandingkan dengan tahun 2019. Antara 1-13 Mei saja, ada total 54 orang di Tokyo yang harus dilarikan ke rumah sakit, belum termasuk area lain Jepang. Angka ini naik sekitar 10 orang jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Badan Meteorologi Jepang memperkirakan bahwa suhu nasional untuk periode Mei hingga Juli akan hampir sama atau lebih tinggi dari tahun normal.
Sekelompok dokter yang ingin menekan jumlah pasien heatstroke kini tengah mensosialisasikan akan bahaya tersembunyi dari dehidrasi. Mereka menunjukkan bahwa ada bahaya yang mengintai saat mengenakan masker di musim panas, seperti "Panas bisa saja lebih menumpuk di dalam tubuh," dan "Karena bagian dalam masker akan menjadi menjadi lebih basah dan lembap, tidak aneh jika kita merasa haus lebih sering.” Para dokter juga mengingatkan bahwa banyak orang yang mengalami dehidrasi tanpa menyadarinya dan meningkatkan risiko terkena heatstroke.
Para dokter juga menghimbau agar orang-orang meminum air mineral lebih banyak dari biasanya sebagai langkah pencegahan heatstroke. Mereka juga meminta agar orang-orang mengurangi minum minuman dengan kadar kafein tinggi, karena kafein dapat meningkatkan pengeluaran urin. Sebagai tambahan, mereka juga mengatakan tentang pentingnya melakukan olahraga ringan di rumah sebeum musim panas datang untuk membiasakan tubuh menurunkan suhunya sendiri dengan berkeringat.
Masuji Hattori, seorang dokter anak di Hyogo College of Medicine sekaligus kepala kelompok dokter tersebut mengatakan bahwa mereka sangat menyarankan agar setiap orang melakukan langkah pencegahan heatstroke untuk membuat beban tenaga medis berkurang.
"Pasien heatstroke yang dilarikan ke rumah sakit meningkatkan risiko beban tenaga medis yang tengah berjuang melawan virus corona. Karena itu, kami memohon agar setiap orang dapat melakukan tindakan pencegahan secara serius,” ujarnya.
Sumber: