Berita Jepang | Japanesestation.com

Sebanyak 8.603 orang di seluruh Jepang dibawa ke rumah sakit karena gejala heatstroke (sengatan panas) dan kelelahan akibat panas selama minggu 16 Juni hingga 22 Juni, menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Jepang.

Angka tersebut menandai peningkatan tajam-sembilan kali lipat lebih tinggi dari minggu sebelumnya-yang menyoroti bahaya panas ekstrem yang semakin meningkat di seluruh negeri.

Di antara daerah-daerah yang terkena dampak paling parah adalah Tokyo, yang mencatat jumlah kasus tertinggi yaitu 896 kasus, diikuti oleh Aichi dengan 706 kasus dan Saitama dengan 648 kasus.

Secara keseluruhan, 18 kematian terkait heatstroke telah dikonfirmasi di 14 prefektur, termasuk Kanagawa, Osaka, dan Okinawa.

Laporan tersebut juga mencatat bahwa 210 kasus diklasifikasikan sebagai kasus yang parah, yang membutuhkan rawat inap selama lebih dari tiga minggu. Sebanyak 3.032 kasus lainnya yang tergolong sedang membutuhkan perawatan medis jangka pendek.

Yang mengkhawatirkan, orang lanjut usia yang berusia 65 tahun ke atas menyumbang 5.316 kasus, yang merupakan 61,8% dari semua insiden yang dilaporkan.

Dengan sengatan musim panas yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda, Badan Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana mengimbau masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan.

Langkah-langkah tersebut termasuk tetap terhidrasi dengan baik, menggunakan pendingin ruangan bahkan ketika tidur, dan memantau individu yang rentan, terutama para lansia.

Karena Jepang terus menghadapi musim panas yang semakin terik, pihak berwenang menekankan pentingnya untuk tetap waspada untuk mencegah penyakit dan kematian akibat heatstroke.