Berita Jepang | Japanesestation.com

Tetapi kabar baiknya adalah bahwa banyak responden survey pasangan Jepang merasa mereka semakin dekat dengan suami mereka sejak mereka tinggal di rumah. Meskipun sekitar 61% mengatakan hubungan mereka dengan suami mereka belum berubah, sekitar 30% mengatakan bahwa mereka semakin dekat atau lebih dekat dengan suami mereka. Sayangnya, 29 responden mengatakan bahwa hubungan mereka semakin buruk, dan salah satunya mengatakan itu menjadi jauh lebih buruk, mungkin itu karena mereka tidak punya waktu untuk mengenal satu sama lain sebelumnya dan mengalami kesulitan bergaul sekarang. Semoga wanita-wanita ini tidak dalam situasi kekerasan dan perbedaan-perbedaan yang muncul dapat dengan aman didamaikan dan tidak diperlekukan fasilitas pencegahan coronadivorce.

Grafik kondisi pasangan Jepang pasca pandemi (soranews24.com)
Grafik kondisi pasangan Jepang pasca pandemi (soranews24.com)

Grafik survey pasangan Jepang, dari atas ke bawah: jauh lebih dekat, lebih dekat, tidak ada perubahan, lebih buruk, dan jauh lebih buruk

Akhirnya, para wanita tersebut diberi pertanyaan bagaimana situasi keuangan mereka telah berubah sebagai hasil dari rekomendasi stay at home. Sekitar 46% responden mengatakan pendapatan rumah tangga mereka menurun. Mayoritas responden mengatakan bahwa pendapatan bulanan mereka turun antara 1 sampai dengan 100.000 yen. Penghasilan beberapa responden turun hingga 510.000 yen atau lebih, sehingga pandemi tampaknya berdampak serius pada situasi keuangan banyak keluarga.

Peserta survey pasangan Jepang kemudian ditanya apakah pengeluaran bulanan keluarga mereka telah berubah, dan lebih dari separuh responden mengatakan ya. Mayoritas mengatakan mereka membelanjakan lebih banyak untuk makanan. Itu karena kenaikan biaya makan dan fakta bahwa mereka memasak di rumah lebih sering daripada makan di luar, baik bersama-sama ataupun secara individu, yang sebelumnya makan siang di kantin sekolah atau restoran di dekat kantor kini tidak lagi menjadi pilihan. Sumber lain dari peningkatan pengeluaran belanja supermarket adalah kegiatan minum-minum suami di rumah alih-alih di bar dengan rekan kerja, dan beberapa juga mengatakan keluarga mereka memesan lebih banyak makanan delivery service.

Banyak juga yang mengatakan bahwa kenaikan biaya utilitas mereka adalah faktor utama dalam meningkatnya pengeluaran (dari atas ke bawah: biaya makanan, utilitas, hiburan, pakaian, barang sehari-hari, tagihan ponsel, asuransi, dan lainnya).

Tabel pengeluaran rumah tangga (soranews24.com)
Tabel pengeluaran rumah tangga (soranews24.com)

Namun, dalam beberapa kasus, pengeluaran mereka justru menurun. Misalnya, mereka tidak lagi harus membayar untuk kegiatan setelah sekolah anak-anak mereka dan tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk pakaian dan barang-barang kecantikan. Plus, mereka menabung uang secara keseluruhan dengan tidak ikut pesta minum, yang umum bagi banyak perusahaan Jepang dan umumnya lebih mahal daripada minum di rumah.

Namun, biaya hidup tambahan meningkat, dan dengan gaji rumah tangga mereka yang terpukul, banyak wanita khawatir tentang keuangan mereka. Dari 525 responden, 87.1% khawatir tentang masa depan keuangan keluarga mereka. Meskipun pemerintah telah menyalurkan beberapa bantuan kepada keluarga, jika situasi ini berlangsung lebih lama, banyak yang mungkin menghadapi kejatuhan ekonomi yang mengerikan.

Pasangan Bahagia vs Tidak Bahagia (soranews24.com)
Pasangan Bahagia vs Tidak Bahagia (soranews24.com)

Jadi meskipun coronavirus memiliki dampak positif pada beberapa keluarga karena mereka dapat menghabiskan lebih banyak waktu bersama, banyak yang khawatir tentang masa depan dan apakah mereka akan dapat bertahan hidup setelah pandemi berakhir. Semoga kita dapat menemukan cara untuk mengakhiri penyakit ini, atau membuka diri dengan aman, sehingga semua orang dapat mulai bekerja lagi, sementara pada saat yang sama memungkinkan para pekerja juga mampu untuk terus menghabiskan waktu bersama keluarga mereka.