Berita Jepang | Japanesestation.com

Menuang Minuman Ke Gelas Sendiri

Kanpai
Melakukan kanpai (jpninfo.com)

Ada beberapa aturan umum yang perlu diperhatikan saat acara nomikai (pesta minum) bersama orang Jepang. Pertama, jangan minum terlebih dahulu sebelum melakukan kanpai. Kedua, jangan mengisi ulang gelas kalian sendiri saat minuman kalian habis. Kalian harus menunggu orang lain untuk menuangkan minuman ke dalam gelas kalian. Saat teman kalian menuangkan minuman, kalian harus menggegam gelas dengan dua tangan dan mengarahkannya ke orang tersebut.

Kalian juga harus melakukan hal yang sama. Penting untuk memperhatikan gelas teman-teman kalian. Ketika kalian menyadari ada gelas yang kosong, tawarkan ke teman kalian apakah mau mengisi ulang minuman atau tidak. Jika gelas kalian sudah kosong tetapi tidak ada yang menyadarinya, jangan khawatir! Cukup kalian tawarkan isi ulang minuman ke orang di sebelah kalian sebagai kode yang halus. Tak lama kemudian, gelas kalian akan kembali terisi minuman.

Menggunakan Sumpit Sembarangan

sumpit
Ilustrasi menggunakan sumpit di Jepang (matcha-jp.com)

Ada banyak sekali pantangan dalam penggunaan sumpit di Jepang. Misalnya, menggunakan sumpit untuk menunjuk seseorang, menusuk makanan dengan sumpit, menjilati sumpit, menggenggam sumpit dengan kedua tangan yang mengepal, menyentuh makanan dengan sumpit tetapi tidak memakannya, mengarahkan sumpit ke atas makanan saat sedang bingung ingin mengambil makanan yang mana—semua itu umumnya dianggap sebagai hal yang tidak sopan atau tabu.

Selain itu, masih ada dua cara penggunaan sumpit yang dilarang. Yaitu, menancapkan sumpit ke dalam nasi dan berbagi makanan ke orang lain dengan saling menggunakan sumpit. Kedua hal ini dianggap tabu karena berkaitan dengan upacara pemakaman di Jepang.

Usahakan hindari melakukan pantangan-pantangan yang sudah disebutkan sebelumnya. Jika kalian melakukannya saat makan bersama orang Jepang, mereka akan merasa terganggu dan suasana akan menjadi buruk.

Bersiul Di Malam Hari

orang Jepang
Ilustrasi orang Jepang bersiul (ilovedemio.com)

Di Jepang, ada kepercayaan bahwa bersiul di malam hari bisa mengundang ular. Hal ini mungkin terdengar tidak masuk akal. Tetapi, jika kalian bersiul setelah matahari tenggelam, orang Jepang di sekitar kalian pasti akan merasa tidak nyaman bahkan ketakutan. Di masa lalu, siulan merupakan cara yang digunakan oleh para penjahat di Jepang  untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, jangan bersiul di malam hari!

Angka 4 dan 9

Angka buruk
Ilustrasi angka 4 dan 9 (urabaya.com)

Bagi orang Jepang, angka empat dan sembilan merupakan angka yang buruk dan tabu. Mengapa? Karena, dalam bahasa Jepang angka empat bisa diucapkan sebagai “shi” yang berati “kematian” dan angka sembilan bisa diucapkan sebagai “ku” yang berarti “penderitaan”. Alasan ini lah yang membuat orang Jepang tidak memberi orang lain sesuatu yang berjumlah empat atau sembilan. 

Selain itu, orang Jepang juga tidak memberi hadiah berupa sisir ke orang lain. Karena sisir dalam bahasa Jepang disebut dengan “kushi”, yang terdengar seperti gabungan pengucapan angka empat dan sembilan. Bahkan, ada banyak hotel, rumah sakit, dan beberapa gedung lain di Jepang menghindari penggunaan angka empat dan sembilan sebagai nomor ruangan. Jadi, usahakan untuk menghindari kedua angka ini

Memberi Hadiah Uang Di Pernikahan

pernikahan
Amplop untuk pernikahan (niwaka.com)

Sama seperti di Indonesia, ketika saudara atau teman kita menikah, biasanya kita akan memberi amplop berisi uang. Di Jepang, tradisi seperti ini juga ada. Tetapi, orang Jepang benar-benar memperhatikan jumlah uang yang akan diberikan ke orang yang menikah. Ketika kalian menghadiri pernikahan teman kalian yang merupakan orang Jepang, jangan berikan uang senilai 20.000 yen! Di Jepang, uang senilai 20.000 yen dianggap sebagai pertanda buruk dalam sebuah pernikahan. Sebaiknya, berikanlah uang dengan angka depannya ganjil, misalnya 30.000 yen atau 50.000 yen.

Memberi Bunga Dalam Pot

Toko Bunga
Ilustrasi memberi karangan bunga ke orang Jepang (birthday.gift)

Orang Jepang biasa membawa bunga saat menjenguk teman atau saudara mereka yang sedang dirawat di rumah sakit. Kalian juga bisa melakukan hal yang sama saat menjenguk orang Jepang yang kalian kenal. Tetapi, kalian cukup memberi bunganya saja. Tidak perlu membawakan bunga beserta potnya. Bunga yang masih tertanam di dalam pot merupakan bunga yang masih berakar. Itu bisa berarti mengharapkan orang yang sedang sakit berakar (terus berada) di rumah sakit. Tidak sopan, bukan?

Itulah sepuluh hal yang dianggap tidak sopan atau tabu di Jepang. Nah, karena sekarang kalian sudah mengetahuinya, saat kalian berada di Jepang, jangan sampai melakukan sepuluh hal ini, ya. Semoga bermanfaat.