Berita Jepang | Japanesestation.com

Memberi hadiah mungkin terdengar biasa di telinga kita, namun apakah kalian tahu bahwa di Jepang terdapat sebuah kebiasaan untuk memberikan hadiah balasan ? Ternyata, di Jepang sendiri praktik memberi hadiah balasan memang ada. Praktik ini biasa disebut dengan “Okaeshi”. Okaeshi sendiri dalam bahasa Jepang berasal dari kata “Kaeshimasu” atau yang berarti “memberi kembali” atau “mengembalikan”.

Kebiasaan untuk memberi hadiah merupakan hal yang wajar di Jepang, dan jika dipelajari lebih lanjut, budaya Jepang satu ini merupakan siklus yang berkelanjutan dari “on” dan “giri” atau ikatan timbal balik dan kewajiban untuk memperkuat suatu hubungan. Di Jepang sendiri, terdapat beberapa momen untuk memberikan hadiah, di antaranya:

Oseibo

“Oseibo” adalah momen pemberian hadiah pada akhir tahun. Biasanya momen ini dimulai sekitar pertengahan bulan Desember dan diperuntukkan bagi mereka yang berhutang budi, seperti contoh hadiah dari siswa ke gurunya.

Ochugen

“Ochugen” adalah momen pemberian hadiah yang dilakukan pada pertengahan tahun. Momen ini biasanya diperuntukkan untuk memberi hadiah kepada orang tua atau kerabat terdekat.

Otoshidama

Otoshidama
Tradisi Otoshidama (taiken.co)

“Otoshidama” adalah momen pemberian hadiah uang dari orang dewasa ke anak-anak saat tahun baru.

Omimai

“Omimai” adalah momen pemberian hadiah kepada orang yang sedang sakit atau orang yang sedang mendapat musibah.

Senbetsu

“Senbetsu” adalah momen pemberian hadiah perpisahan. Hadiah perpisahan yang dimaksud adalah memberikan uang ke kerabat yang hendak melakukan perjalanan jauh sebagai salah satu bentuk dukungan finansial untuk perjalanan tersebut.

Omiyage

“Omiyage” adalah hadiah balasan untuk orang yang telah membantu. Seringkali momen ini dilakukan oleh seorang pebisnis kepada pelanggan atau rekan bisnis mereka agar hubungan terjalin dengan baik.

Kekkon Oshugi

“Kekkon Oshugi” adalah momen pemberian hadiah untuk pasangan yang menikah. Biasanya, hadiah yang diberikan untuk momen ini berupa uang.

Kouden

“Kouden” adalah momen memberikan hadiah kepada orang yang sedang berkabung. Biasanya, hadiah yang diberikan untuk momen ini berupa uang.

Memberi hadiah
Memberi hadiah saat momen berkabung (taiken.co)

Dari momen-momen tersebut, penerima hadiah kemudian diwajibkan untuk memberikan hadiah balasan atau “Okaeshi”. Hadiah dari Okaeshi ini sendiri biasa disebut dengan “Orei”.

Lalu, hal-hal apa saja yang harus diperhatikan saat memberi “Orei” ?

Hal pertama yang harus diperhatikan saat memberikan hadiah balasan atau “Okaeshi” adalah nilai dari “Orei” itu sendiri. Orei harus bernilai setengah dari jumlah barang atau uang yang diterima. Orang-orang Jepang sendiri biasanya lebih senang jika menerima “Orei” yang bermanfaat daripada barang mewah, jadi biasanya hadiah balasan ini akan berupa uang, makanan, barang favorit dari penerima, atau barang keperluan rumah, seperti handuk, sabun, dan lain-lain.

Tidak lupa, “Orei” yang diberikan harus dikemas dengan baik sebelum diberikan. Misal memberikan hadiah uang, maka uang tersebut harus dimasukkan ke dalam amplop. Warna amplop juga harus disesuaikan dengan momen dan tidak lupa untuk menuliskan nama dari orang yang memberikan “Okaeshi” di atas amplop. Hal ini tidak jauh berbeda apabila hendak memberikan “Okaeshi” dalam bentuk barang.

Hal terakhir yang harus diperhatikan adalah waktu untuk memberikan “Okaeshi”. Praktik “Okaeshi” akan lebih sopan untuk dilakukan apabila tidak diberikan secara langsung atau membiarkan waktu berlalu. Memberikan “Orei” segera setelah menerima hadiah hanya akan mendapat kesan ingin menyelesaikan kewajiban secepat mungkin. Tentunya, dalam konteks yang negatif.