Berita Jepang | Japanesestation.com

Fujifilm Holdings Corp mengatakan bahwa pihaknya telah menyelesaikan uji klinis Avigan, obat potensial untuk penanganan pasien COVID-19, yang sempat tertunda pada Senin (21/9). Hal ini membuka jalan bagi penjualan dan produksi obat antivirus di Jepang.

Dilansir dari Kyodo News, Fujifilm Toyama Chemical Co., anak perusahaan dari Fujifilm Holdings, tengah melakukan analisis data dari tes tersebut untuk mengonfirmasi keamanan dan efesiensi Avigan, yang berpotensi menjadi obat ketiga untuk menangani pasien virus corona jika pemerintah Jepang menyetujuinya.

Sebelum Avigan selesai diuji sebgaai obat untuk pengobatan virus COVID-19, obat antivirus remdesivir yang dikembangkan oleh perusahaan Gilead Sciences Inc. Asal Amerika telah mendapat “lampu hijau” pada Mei lalu dan diikuti dengan obat steroid dexamethasone.

Avigan (milenio.com)

Fujifilm Toyama memulai uji klinisnya pada bulan Maret untuk melihat apakah obat ini efektif untuk mengobati pasien dengan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus mematikan tersebut. Uji klinis yang dilakukan direncanakan selesai pada bulan Juni, namun tertunda karena adanya penurunan angka kasus infeksi di Jepang, membuat mereka sulit untuk mengumpulkan data pasien yang ditargetkan ada 96 data. 

Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, menaruh harapan besar pada obat yang juga dikenal dengan nama favipiravir tersebut dan sempat meyetujuinya pada bulan Mei, meski berdasarkan laporan sementara dari sebuah universitas di Jepang yang dirilis pada pertengahan Mei, Avigan tidak menampakkan efek efisien pada COVID-19.

Sebelumnya, diketahui bahwa Jepang sempat mengalami kenaikan jumlah kasus baru akibat dicabutnya status keadaan darurat pada akhir Mei lalu. Namun, angka kasus kini terlihat menurun. Bahkan, Jepang berniat untuk membuka travel corridor (pembukaan lintas batas negara dengan negara lain yang telah menangani COVID-19 dengan baik) dengan negara-negara lain.