Meski Tokyo Olympic akan tetap berjalan di tengah pandemi, rupanya pemerintah Jepang tetap berupaya untuk "mengamankan" gelaran olahraga terbesar di dunia ini dengan sedikit memperketatnya. Ya, pemerintah Jepang akan meminta atlet Olympic dan Paralympic Tokyo serta staf dari luar negeri untuk uji COVID-19 dua kali dalam 96 jam setelah keberangkatan dari negara masing-masing. Laporan sementara oleh panel yang dipimpin pemerintah yang dirilis Desember lalu menyimpulkan bahwa pelancong perlu diuji sekali dalam 72 jam sebelum keberangkatan. Tes negatif COVID-19 tersebut dirancang untuk memperketat pemeriksaan kesehatan selama proses imigrasi. Para atlet dan staf juga akan diuji di bandara setibanya di Jepang.
Badan penyelenggara telah menetapkan kebijakan dasar untuk menguji atlet setiap hari setelah kedatangan mereka di Jepang, sementara mengizinkan mereka untuk mengikuti pelatihan atau kompetisi selama periode karantina 14 hari dengan syarat aktivitas mereka terbatas pada wilayah pelatihan dan tempat kompetisi.
Anggota IOC, komite olimpiade nasional, federasi olahraga internasional dan bisnis media juga akan diuji setiap hari selama tiga hari pertama di Jepang. Orang-orang tersebut akan diuji lebih jarang setelahnya, misalnya setiap empat atau tujuh hari, tergantung pada tingkat kontak mereka dengan atlet. Melalui pengujian dan pembatasan kontak dengan publik, mereka masih dapat beraktivitas selama masa karantina awal.
Semoga saja usaha "memperketat" uji COVID-19 ini membuat Tokyo Olympic lebih aman ya!