Berita Jepang | Japanesestation.com

Seorang pria Osaka yang terbukti positif COVID-19 terpaksa harus menunggu dalam sebuah ambulans selama satu hari setengah sebelum diterima oleh rumah sakit.

Menurut sebuah instansi medis terkait dalam laporan Yomiuri Shinbun pada Jumat (23/4) lalu, kondisi pria tersebut cukup parah. Ia mengalami beberapa gejala berat COVID-19.

virus corona penularan japanesestation.com
Mikrograf elektron yang menunjukkan virus corona baru yang pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan, Cina (mainichi.jp)

Sumber tersebut pun mengatakan bahwa pria itu memesan ambulans dari Departemen Pemadam Kebakaran Osaka pada Selasa pagi. Staf gawat darurat pun lalu menggunakan pusat koordinasi Prefektur Osaka untuk mencari rumah sakit yang dapat menerimanya. Sayangnya, ia terus ditolak.

"Kami tak punya tempat," ujar salah satu rumah sakit.

Keesokan harinya, tenaga medis di ambulans pun berubah dan pencarian diteruskan. Saat itu, para staf medis memberikan oksigen pada pria itu.

Untungnya, para staf berhasil menemukan sebuah rumah sakit yang mau menerimanya di luar Kota Osaka. Pria itu pun dirawat pada pukul 5 sore.

covid-19 mutasi japanesestation.com
Ilustrasi virus COVID-19 (mainichi.jp)

Karena pria itu mengalami sesak nafas parah dan kadar oksigen dalam darahnya rendah, ia pun harus menggunakan respirator.

Per Kamis minggu lalu, ranjang rumah sakit di Osaka memang penuh, mencapai 82,5%. Sementara itu, 9.202 pasien harus dirawat di rumah mereka masing-masing.

covid-19 mutasi japanesestation.com
Ilustrasi virus COVID-19 (mainichi.jp)

Dan seperti pria di atas, masih banyak kasus di mana orang-orang yang dirawat di rumah tak mampu menemukan rumah sakit yang mau menerima mereka setelah kondisi mereka memburuk.

Angka orang-orang yang terbukti positif COVID-19 di Osaka memang meningkat pada bulan April ini, membuat diterapkannya status darurat ke-3 COVID-19 di prefektur tersebut.