Media di Jepang memiliki sejarah panjang skandal seperti penggunaan obat-obatan, tindakan pelanggaran hukum, ataupun kasus perselingkuhan. Benar ataupun tidak berita tersebut, iklim sosial ini dapat membuat proses perekrutan model untuk promosi bisnis menjadi sangat rumit. Manusia pada dasarnya penuh dengan ketidaksempurnaan yang dapat dinilai tidak pantas bagi penonton untuk tampil di depan publik dan mempromosikan suatu produk. Tapi sekarang, Jepang memiliki teknologinya, mereka bisa membuat model lebih murni dari sebelumnya. Lebih murni, lebih suci, lebih tanpa jiwa, yaitu Model INAI.
Model INAI, yang merupakan kependekan dari ImageNavi AI – Model, secara harafiah diterjemahkan menjadi "model yang tidak ada". Fitur ini adalah layanan baru yang dapat memberi kalian wanita yang menjadi sosok impian banyak orang. Setiap model merupakan gambar yang dihasilkan AI dan bukan manusia sebenarnya, maka dari itu mereka tidak akan mengeluarkan komentar rasis atau tertangkap basah membuat skandal.
Penampilan mereka yang secara mengejutkan sangat realistis dikarenakan setiap model didasarkan pada wujud manusia sebenarnya yang dipekerjakan oleh ImageNavi dan difoto. Namun, foto-foto itu kemudian diproses melalui program jaringan generatif dan diubah agar tidak bisa dikenali.
Foto-foto model INAI yang tidak nyata ini dapat dibeli dari situs foto stok ImageNavi dengan harga mulai dari 20.000 hingga 33.000 yen (tergantung pada resolusi foto). ImageNavi dalam waktu dekat juga akan dapat memproses model berdasarkan gambar yang dikirimkan klien, tetapi tidak ada wajah terkenal yang diizinkan dan para model perempuan ini tidak boleh digunakan untuk mempromosikan produk dan layanan yang kontroversial secara etika, misalkan untuk hiburan orang dewasa.
Model INAI saat ini hanya menawarkan wanita berusia 20-an, tetapi ke depannya mereka berharap bisa memperluas ke lebih banyak usia dan jenis kelamin dalam waktu dekat. Opini netizenpun beraneka ragam, dengan beberapa di antaranya sangat kritis terhadap output ImageNavi dan yang lain dapat melihat potensi dalam ide tersebut.
"Siapa yang butuh selebriti?"
"Jadi bisakah aku menyebut mereka jelek dan tidak perlu khawatir tentang bullying?"
“Saya pikir triknya adalah tidak membuat mereka terlalu cantik. Ini cukup bagus tetapi semua giginya terlalu sempurna.”
"Mereka akan bekerja untuk iklan spanduk murahan, tetapi pada saat itu siapa yang peduli dengan skandal."
"Aku takut pada orang yang tidak ada."
"Andai mereka menggunakan teknologi ini untuk promosi sambil telanjang, apakah mereka tidak perlu menambahkan mosaik karena itu bukan orang yang sebenarnya? "
“Hah, menarik. Siapa yang tahu pekerjaan entertainer akan terancam oleh AI terlebih dahulu?"
"Ini masih dalam tahap awal, tapi sejauh ini terlihat cukup bagus."
Diduga banyak kritik berasal dari orang-orang yang tahu sebelumnya bahwa wanita-wanita ini model yang dihasilkan oleh AI. Jika mereka tidak tahu, mereka mungkin tidak akan menyadari bahwa wanita-wanita model INAI ini palsu sama sekali. Karena itu, sebagai solusi untuk masalah sosial skandal, tampaknya hal ini perlu lebih ditekankan. Nah, bagaimana menurutmu dengan teknologi ini? Bisa jadi solusi atau menebar kontroversi?