Berita Jepang | Japanesestation.com

Fujimoto (61), seorang karyawan perusahaan di Toyama dan istrinya mengunjungi sebuah tempat penampungan hewan di Takashima, prefektur Shiga pada tahun 2014. Saat itu, Fujimoto pertama kali bertemu dengan anjing mongrel bernama Rose. Rose terlihat putus asa dan lemas hingga nyaris tidak bergerak sama sekali saat ia berbaring di lantai.

Rose ditemukan di dekat Stasiun JR Futaba prefektur Fukushima setelah gempa bumi besar dan tsunami terjadi pada tahun 2011. Gempa bumi dan tsunami tersebut memicu terjadinya kebocoran radiasi nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir yang ada di Fukushima. Saat ditemukan, Rose diperkirakan berumur 5-6 tahun.

Tanpa berpikir panjang, Fujimoto langsung memutuskan untuk mengadopsi Rose.

“Saya berpikir, kehangatan sangat diperlukan untuk orang yang sedang tertekan.” kata Fujimoto.

Rose memiliki bulu berwarna coklat dan berukuran kurang lebih sepanjang 70 cm. Diduga, ia terpisah dari pemiliknya saat terjadi bencana nuklir pada tahun 2011 lalu. Sejak saat itu hingga akhir hidupnya di tahun 2017, Rose tidak dapat bertemu kembali dengan pemilik aslinya (pemilik sebelumnya).

Musim gugur tahun 2020, Fujimoto pergi membawa abu dari jasad Rose ke kampung halamannya Rose, yaitu kota Futaba. Sayangnya, saat itu Fujimoto belum berhasil menemukan siapakah pemilik Rose sebelumnya. Meskipun demikian, Fujimoto tidak menyerah. Dia ingin berkunjung kembali ke Futaba agar dapat bertemu dengan pemilk asli Rose.

Kenangan Indah Bersama Mantan Pemilik

Bencana nuklir di Fukushima
Anjing bernama Rose (asahi.com)

Fujimoto telah beberapa kali menjadi relawan di daerah-daerah yang terdampak bencana, saah satunya adalah lokasi terjadinya kebocoran radiasi nuklir dari PLTN di Fukushima. Fujimoto ingin melakukan sesuatu untuk Fukushima.

Setelah bencana nuklir terjadi, ada banyak anjing dan kucing yang terlantar akibat terpisah dari pemilik mereka. Karena sebelumnya Fujimoto pernah memelihara anjing, dia ingin mengadopsi anjing yang diungsikan ke pusat perlindungan hewan yang ada di prefektur Shiga. Dia melakukan perjalanan jauh dengan mobil selama dua setengah jam. Kemudian, Fujimoto memutuskan untuk mengadopsi Rose.

Setelah dua bulan diperlihara oleh Fujimoto, Rose masih terlihat tak bersemangat. Akan tetapi, suatu saat di malam hari, Fujimoto bersama Rose berjalan santai di taman. Tiba-tiba Rose terlihat bersemangat. Saat itu, Rose melihat seorang anak perempuan yang berusia sekitar 10 tahun, lalu bergegas mendekat ke arah anak perempuan itu dan duduk di sebelahnya dengan tenang.

Anak perempuan itu ingin mengajak Rose jalan-jalan sebentar bersamanya. Fujimoto pun mengizinkannya. Rose berkali-kali mengitari taman dan berlari bersama anak perempuan itu. Bahkan, Rose melompat-lompat dan mengibas-ngibaskan ekornya.

Fujimoto belum pernah melihat Rose berperilaku seperti itu. Dia berspekulasi bahwa anak perempuan itu kemungkinan mirip dengan anak perempuan dari pemilik asli Rose.

Rose melengkapi kehidupan Fujimoto dan istrinya. Setiap pagi, Fujimoto mengajak Rose jalan-jalan santai. Dan, Fujimoto juga menyiapkan makanan untuk Rose meskipun dia bekerja sampai larut malam. Fujimoto dan istrinya sangat menyayangi Rose.

Akan tetapi, pada akhir tahun 2016, kesehatan Rose tiba-tiba memburuk. Terjadi suatu masalah pada gusi Rose hingga ia harus menghindari makanan khusus anjing yang lunak sekalipun. Bahkan, Rose menolak untuk minum air. Saat melakukan pemeriksaan rutin di klinik hewan, tidak terdeteksi masalah apa yang terjadi pada gusi Rose.

Kemudian, pada 19 Januari 2017, Rose meninggal. Di saat-saat terakhirnya, Rose sempat berteriak sebentar. Fujimoto merasa teriakan Rose seolah-olah adalah ucapan “selamat tinggal” dan “terima kasih”.