Berita Jepang | Japanesestation.com

Sakaki, Pohon Suci dalam Kepercayaan Shinto

Sakaki (tsunagujapan.com)
Sakaki (tsunagujapan.com)

Pemujaan alam adalah elemen utama dalam kepercayaan Shinto, karena itulah pohon memegang peran penting. Dalam kepercayaan Shinto, ada beberapa tipe pohon yang dianggap suci dan dikenal dengan sebutan “shinboku.” Berbeda dengan torii, pohon-pohon ini mengelilingi kuil dan membentuk pagar suci yang membatasi antara dunia luar dan kuil yang merupakan tempat suci.

Meski shinboku terdiri dari beberapa tipe pohon, tidak ada yang lebih penting dibanding sakaki, pohon evergreen berbunga asal Jepang. Pohon-pohon sakaki biasanya diemukan di berbagai kuil sebagai pagar suci, dan dahannya terkadang digunakan sebagai persembahan bagi para dewa. Nah, salah satu alasan mengapa pohon sakaki dianggap suci dalam kepercayaan Shinto adalah karena mereka selalu berdaun hijau dan dianggap melambangkan kehidupan abadi. Selain itu, dalam sebuah legenda disebutkan bahwa pohon sakaki didekorasi untuk memancing dewi matahari Amaterasu agar keluar dari tempat persembunyiannya di sebuah gua. Mitos inilah yang membuat pohon sakaki digunakan hingga kini.

Tomoe, Tanda Koma yang Berputar

Tomoe (tsunagujapan.com)
Tomoe (tsunagujapan.com)

Simbol "tomoe" yang berputar mungkin akan mengingatkanmu pada simbol ying-yang asal Cina. Namun, makna dan kegunaannya berbeda lho. Tomoe yang sering diterjemahkan sebagai “koma” ini biasanya digunakan dalam  sebuah lencana otoritas yang disebut “mon,” dan karena itulah tomoe kerap kali diasosiasikan dengan samurai.

Tomoe dapat memiliki 2, 3, bahkan 4 tanda koma dalam desainnya. Tomoe yang memiliki tiga tanda koma disebut "mitsu-domoe" dan paling sering digunakan untuk melambangkan interaksi antara 3  alam: surga, bumi, dan dunia bawah (neraka).

Jika kamu jeli, pasti akan menemukan tomoe di berbgai benda, seperti drum taiko, jimat, lentera atau atap ala Jepang!  

Shinkyo, Cermin Dewa Shinto

Shinkyo (tsunagujapan.com)
Shinkyo (tsunagujapan.com)

Terakhir, ada “shinkyo,” atau "cermin dewa," sebuah objek mistis yang menghubungkan dunia ini dengan alam spirit. Shinkyo bisa ditemukan terpajang di altar-altar kul Shinto sebagai avatar dari para kami, memberi kesan bahwa para dewa akan memeasuki cermin untuk berinteraksi dengan dunia kita.

Kepercayaan ini bermula dari sebuah legenda tentang dewi matahari, Amaterasu yang bersembunyi dalam sebuah kuil, membuat dunia menjadi gelap gulita. Untuk memancingnya ke luar dari gua tersebut, para dewa lain berkumpul di luar gua dan mengadakan pesta. Mereka menggantung berbagai perhiasan dan sebuah cermin dari pohon sakaki di depan gua untuk mengalihkan perhatian Amaterasu. Penasaran dengan keramaian itu, Amaterasu mengintip ke luar gua dan bertanya apakah yang dirayakan para dewa. Para dewa pun menjawab bahwa mereka melihat seorang dewi yang lebih cantik darinya di luar gua. Setelah ke luar gua, ia disambut dengan cermin itu dan bayangannya sendiri, sementara para dewa lain menyegel gua tersebut dengan sebuah shimenawa.

Setelah itu, cermin tersebut diberikan kepada cucu Amaterasu dengan instruksi untuk memujanya seakan-akan memuja Amaterasu sendiri. Dengan cara ini, orang-orang berarti bukan berdoa pada In this sebuah shinkyo, namun pada dewa kuil tersebut. Jadi, shinkyo bisa dianggap sebagai sebuah "shintai," atau sebuah benda yang dapat dihuni oleh kami di dunia manusia.

Oh iya, jika kamu ingin mengunjungi gua dalam legenda, bisa lho! Gua ini ada di dunia nyata, kini gua ini menjadi sebuah kuil bernama Kuil Amanoyasugawara di Prefektur Miyazaki. Jangan lupa dikunjungi ya!