Berita Jepang | Japanesestation.com

Kepercayaan Shinto mungkin masih misterius bagi sebagian orang, terutama orang-orang di luar Jepang. Bahkan, beberapa orang Jepangnya saja masih banyak yang tidak tahu tentang aspek-aspek kepercayaan Shinto, misalnya makna di balik simbol-simbol kepercayaan Shinto. Nah, dalam artikel ini, JS akan menjelaskan apa saja simbol Shinto dan makna di baliknya. Ayo simak!

Gerbang Torii, Pintu Masuk Menuju Kuil Shinto

Gerbang Torii (tsunagujapan.com)
Gerbang Torii (tsunagujapan.com)

Mungkin, simbol kepercayaan Shinto yang paling mencolok adalah gerbang megah di pintu masuk Kuil Shinto, gerbang torii. Gerbang yang terbuat dari kayu atau batu ini menunjukkan batas antara dunia manusia dan tempat di mana kami (dewa/deity) bersemayam. Karena itu, berjalan melewati gerbang torii dianggap sebagai salah satu bentuk persucian yang sangat penting dilakukan ketika memasuki sebuah kuil. Apalagi, persucian merupakan fungsi utama dalam kepercayaan Shinto.

Nah, kira-kira kenapa ya warna gerbang torii biasanya selalu cerah seperti merah? Ternyata, di Jepang warna merah (vermillion) melambangkan matahari dan kehidupan serta dipercaya dapat menghalau bencana dan pertanda buruk. Seperti sudah diungkapkan di atas, melewati gerbang torii berarti membersihkan energi-energi buruk dari para pengunjung dan memastikan hanya energi baik dari Kami lah yang tersisa. Di sisi praktikal, warna merah juga merupakan warna pernis yang memang biasa digunakan untuk melapisi dan menjaga kayu yang digunakan untuk gerbang torii.  

Meskipun begitu, tidak semua gerbang torii memiliki warna merah. Ada beberapa gerbang torii yang terbuat dari kayu yang tidak dipernis, batu (biasanya berwarna putih atau abu-abu), atau besi. Walau varian warnanya sangat banyak (termasuk hitam), varian bentuknya malah lebih banyak lho (sekitar 60!). Namun, bentuk yang paling umum hanya 2, torii "myojin" dan "shinmei". Myojin torii memiliki bentuk mencuat di ujungnya dan memiliki balok silang yang membentang melewati tiangnya, sementara shinmei torii memiliki bentuk lurus di puncaknya dan sebuah balok silang yang tidak menembus kedua tiangnya .

Shimenawa, Tali Suci Shinto

Shimenawa (tsunagujapan.com)
Shimenawa (tsunagujapan.com)

Berikutnya, ada "Shimenawa,” sebuah tali yang biasanya dihiasi dengan ornamen putih berbentuk zig-zag. Tali ini memiliki diameter dan besar beragam dengan beberapa di antaranya tidak lebih dari kumpulan beberapa benang dan sebagian lagi berbentuk besar dan tebal! Nah biasanya, Shimenawa digunakan untuk menandai batas-batas tempat suci dan konon dapat menghalau roh jahat.

Biasanya, shimenawa bisa kamu temukan tergantung di torii, melingkar di sekitar pohon dan batu-batu suci (tempat para kami bersemayam), atau menggantung di pinggang para pesumo grand champion!  Pohon-pohon spesial, batu, dan "yokozuna" (sumo grand champ) ini punya julukan lho, mereka dikenal dengan sebutan “yorishiro,” yang berarti sesuatu yang menarik perhatian para dewa atau tempat di mana para dewa bersemayam.

Shide, Kertas Putih Berbentuk  Zig-Zag

Shide (tsunagujapan.com)
Shide (tsunagujapan.com)

Salah satu benda unik yang akan kamu lihat ketika berjalan di area kuil Shinto adalah kertas-kertas putih berbentuk zig-zag yang biasanya digantung bersama dengan shimenawa. Nah, benda ini disebut “shide” dan biasa digunakan dakan berbagai upcara persucian. Jika kamu datang berkunjung di waktu yang tepat, mungkin sempat lho menonton pendeta Shinto melaksanakan upacara tersebut dengan membawa tongkat dengan shide tergantung di ujungnya.  

Kira-kira kenapa ya shide harus memiliki bentuk zig-zag seperti petir? Ternyata ada 2 teori, yang pertama adalah teori yang mengatakan bahwa bentuk tersebut merupakan lambang dari kekuatan para dewa yang tak terbatas. Sementara teori kedua mengatakan bahwa hujan, awan, dan petir merupakan elemen dari panen yang baik, karena itu shide memiliki bentu seperti petir sebagai doa pada para dewa untuk mendapatkan hasil panen melimpah.

Ada berbagai tongkat dengan shide yang digunakan dalam kepercayaan Shinto. Misalnya “gohei” dan “haraegushi." Gohei biasa digunakan oleh para miko(gadis kuil) dengan 2 shide tergantung di tongkatnya dalam upacara dan ritual untuk memberkati orang-orang, tapi kegunaan utama tongkat ini adalah untuk memberkati benda-benda atau menyucikan tempat suci dari energy negatif.

Sementara itu, tongkat haraegushi dengan banyak shide tergantung memiliki fungsi membersihkan, sama seperti gohei, hanya saja dilakukan dalam keadaan berbeda.  Seorang pendeta Shinto akan melambaikan haraegushi secara berirama di dekat seseorang ataubenda yang baru saja didapat seperti mobil atau rumah dalam ritual penyucian.