Berita Jepang | Japanesestation.com

Lebih dari 400 tahun lalu, Tokyo merupakan sebuah kota padat penduduk yang dikenal dengan nama Edo dan dikuasai oleh Keshogunan Tokugawa. Saat sang Kaisar memimpin Kyoto, ibu kota Jepang saat itu, Tokyo tak lebih dari sebuah kota kastil yang ramai. Nah, jadi, mengapa kota ini bisa menjadi salah satu kota terbesar dan terkuat di dunia sekaligus menjadi ibu kota Jepang?  

Dari Kota Kecil Hingga Kota Kastil  

tokyo ibu kota Jepang sejarah japanesestation.com
Edo zaman dulu (theculturetrip.com)

Sepanjang sejarah, Jepang memang telah memiliki beberapa ibu kota. Awalnya, ibu kota selalu merupakan tempat tinggal kaisar. Dan pada saat itu, mulai dari tahun 794 hingga 1868, kaisar tinggal di Kyoto. Memang, beberapa daimyo dan pemimpin lain membangun pemerintahan mereka di kota lain, meskipun begitu, Kyoto tetap menjadi pusat pemerintahan kekaisaran hingga abad ke-19.  

Seperti sudah disebut sebelumnya, Tokyo sendiri hanya sebuah kota kecil yang disebut Edo. Namun, semua mulai berubah di tahun 1590, saat pimpinan militer Jepang, Tokugawa Ieyasu dipindahkan ke wilayah Kantō dan menjadikan Edo sebagai markas militernya. Tokugawa Ieyasu pun mulai membentuk tentara dan membangun parit dan jembatan mengelilingi Kastil Edo, membuat kota tersebut berkembang.

Beberapa tahun setelah Kastil Edo yang dibangun oleh gubernur Edo saat itu, Edo Shigenaga, dikembangkan oleh Tokugawa Ieyasu, para daimyo di Jepang terbagi ke dalam dua faksi: Faksi Barat dan Faksi Timur. Tokugawa sendiri memilih Faksi Timur yang terdiri dari para daimyo dari area Honshu timur di mana lokasi Tokyo saat ini terletak. Pertikaian ini memicu Pertempuran Sekigahara yang dimenangkan oleh Tokugawa. Setelah itu, Kaisar pun memberi gelar shogun pada Tokugawa pada tahun 1603 dan membangun markasnya di Edo.

Edo Menjadi Ibu Kota Jepang  

tokyo ibu kota Jepang sejarah japanesestation.com
Edo zaman dulu (theculturetrip.com)

Pada tahun 1721, Edo menjadi kota dengan populasi terbanyak di dunia. Kota ini pun menjadi pusat politik dan perdagangan di Jepang yang difasilitasi oleh kekuasaan Keshogunan Tokugawa. Kekuasaan shogun memang mampu melebihi kuasa Kaisar, meski Kaisar lah yang memberikan posisi shogun. Edo pun tetap memegang peran penting d alam politik dan ekonomi Jepang, meski tidak mendapat gelar “ibu kota” hingga Restorasi Meiji.  

tokyo ibu kota Jepang sejarah japanesestation.com
Bangunan Edo zaman dulu (theculturetrip.com)

Saat Restorasi Meiji, pendukung Kaisar berusaha untuk mengembalikan kekuasaan Kaisar Meiji dan menghapuskan sistem feodal. Shogun terakhir Jepang adalah Tokugawa Yoshinobu. Ia memberikan kekuasaan dan kedudukannya pada Kaisar di tahun 1867, setelah Tentara Kekaisaran mengalahkan pasukan Tokugawa. 

Daerah kekuasaan Tokugawa, Edo, pun diserahkan pada Kaisar. Saat itu, Kaisar tidak mengembalikan kekuasaan Edo kembali ke Kyoto, namun malah menjadikan Kastil Edo sebagai rumah baru bagi Kaisar, menjadi Istana Kekaisaran ke depannya. Selanjutnya, sesuai dengan tradisi, Edo menjadi ibu kota Jepang. Tahun berikutnya, kota ini menerima nama baru: Tokyo, "Ibukota Timur".  

Tokyo Kini 

tokyo ibu kota Jepang sejarah japanesestation.com
Nihonbashi kini (theculturetrip.com)

Tokyo akhirnya menjadi ibu kota Jepang. Pada abad ke-20, teknologi seperti automobile, telekomunikasi, dan pabrik-pabrik mulai berdiri. Di Tokyo, fashion dan arsitektur ala barat mulai menjamur dan pemandangan kota pun berubah drastis. Perdana Menteri Jepang pertama, Ito Hirobumi, dan Kabinetnya pun mulai memimpin pada tahun 1885. 

Tokyo sendiri diresmikan menjadi sebuah kota pada 1 Mei 1889 dengan batas kota asli hanya mencakup 23 distrik khusus di Tokyo. Distrik-distrik ini kemudian digabungkan dengan daerah terpencil, seperti Mitaka-shi dan Musashino-shi setelah Perang Dunia II. Hal ini menciptakan perbatasan Tokyo Metropolis yang sangat besar seperti sekarang, yang mencakup 62 kotamadya (municipalities) berbeda, termasuk 23 distrik khusus yang sudah ada sebelumnya).

Nah, itulah cerita di balik mengapa Tokyo menjadi ibu kota Jepang! 

Sumber:

The Culture Trip

Sporcle