Berita Jepang | Japanesestation.com

Rambut memiliki makna penting dalam budaya Kekaisaran Jepang, terutama bagi para samurai. Salah satu model rambut yang paling ikonik adalah chonmage. Gaya rambut ini tidak hanya mencerminkan kenyamanan praktis tetapi juga menjadi simbol kebanggaan bagi para samurai.

Asal Usul Chonmage

Pada mulanya, pria Jepang menggunakan penutup kepala seperti kanmuri atau eboshi sebagai tanda status. Saat mengenakan penutup kepala, mereka mengikat dan menyelipkan rambutnya, suatu praktik yang dikenal sebagai sakayaki. Profesor Shigeo Negishi dari Kokugakuin Media menjelaskan bahwa sakayaki merupakan asal mula mage (jambul) yang kemudian berkembang menjadi chonmage.

Pada abad pertengahan, samurai mengenakan pelindung kepala (kabuto) yang berat dan tidak nyaman. Untuk mengurangi ketidaknyamanan ini, samurai mencukur bagian depan kepala dan mengikat rambut di belakang. Awalnya, tujuan utama chonmage adalah untuk menjaga kepala tetap dingin dan nyaman selama bertempur, terutama ketika senjata api mulai digunakan secara luas.

Transformasi menjadi Simbol Kebanggaan

Ilustrasi Orang Memakai Gaya Rambut Chonmage di Film A Boy and His Samurai (Website/IMDb)
Ilustrasi Orang Memakai Gaya Rambut Chonmage di Film A Boy and His Samurai (Website/IMDb)

Seiring waktu, chonmage berkembang menjadi simbol kebanggaan bagi para samurai. Proses pembuatan chonmage melibatkan pencukuran rambut di bagian atas kepala, lalu mengoleskan minyak pada sisa rambut dan mengikatnya. Pada masa awal, samurai menggunakan pinset untuk menghilangkan rambut, tetapi pada Zaman Edo, mereka mulai mencukurnya dengan pisau cukur.

Chonmage tidak hanya terbatas pada samurai, tetapi juga menjadi populer di kalangan warga biasa. Masyarakat umum mengadopsi versi modifikasi dari Sakayaki, mencukur bagian depan kepala dan melipat sanggul rambut ke depan. Model rambut ini kemudian dikenal sebagai chonmage dan menjadi simbol kebanggaan di antara penduduk Kekaisaran Jepang.

Perubahan pada Zaman Meiji

Restorasi Meiji membawa perubahan besar pada struktur sosial dan budaya Jepang. Keshogunan digulingkan, dan kelas samurai menghilang. Pemerintahan Meiji mengeluarkan peraturan yang melarang segala sesuatu yang berhubungan dengan samurai, termasuk tatanan rambut chonmage. Model rambut gaya Barat mulai diadopsi, mengakhiri praktik chonmage pada tahun 1871.

Chonmage di Zaman Modern

Meskipun chonmage tidak lagi digunakan secara luas, jejaknya masih dapat ditemukan di kalangan tertentu. Aktor Kabuki dan pegulat sumo adalah dua kelompok yang masih mempertahankan gaya rambut ini. Namun, pegulat sumo tidak mencukur bagian depan kepala mereka. Ketika mereka mencapai peringkat sekitori, mereka memakai gaya rambut dengan jambul yang dikenal sebagai daun ginkgo (oicho), di mana jambul dibentangkan seperti kipas terbuka.

Tokoyama, Penata Rambut Sumo yang Menata Gaya Rambut Sumo menjadi Chonmage (Website/Japan Times)
Tokoyama, Penata Rambut Sumo yang Menata Gaya Rambut Sumo menjadi Chonmage (Website/Japan Times)

Para pegulat sumo memiliki penata rambut khusus, yang dikenal sebagai Tokoyama, untuk menata gaya rambut mereka. Chonmage sangat penting dalam sumo sehingga memotongnya adalah inti dari upacara pengunduran diri pegulat. Upacara ini melibatkan pejabat dan orang penting lainnya dalam kehidupan pegulat yang diundang untuk memotong chonmage.

Warisan yang Tetap Hidup

Hingga saat ini, hukum era Meiji yang melarang chonmage masih berlaku, meskipun jarang diterapkan. Meskipun demikian, chonmage tetap hidup dalam tradisi sumo dan seni pertunjukan Kabuki, menjaga warisan budaya samurai yang pernah menjadi simbol kebanggaan dan keberanian di Kekaisaran Jepang.