Kota São Paulo di Brazil memang dikenal sebagai tempat berkumpulnya imigran dan warga keturunan dari berbagai belahan dunia. Namun, tahukah kamu kalau dari berbagai grup imigran di Brazil, imigran dan warga keturunan Jepang lah yang paling banyak ada di Brazil? Bahkan, ada istilahnya lho, 日系ブラジル人 (Nikkei Burajiru-jin). Nah, apa alasannya? Mari kita telusuri!
Ternyata, semua ini berawal dari pertengahan abad ke-19, tepatnya tahun 1907, di mana pemerintah Brazil dan Jepang menadatangani perjanjian izin migrasi penduduk Jepang ke Brazil. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk menurunkan jumlah imigran Italia ke Brazil dan mengisi kekosongan pekerja dalam bisnis perkebunan kopi. Selain itu, dalam buku Shaping Our Nation karangan Michael Barone, disebutkan bahwa imigran Jepang dilarang masuk ke Amerika Serikat sebagaimana diatur oleh Gentlemen's Agreement of 1907. Imigran Jepang pertama pun (790 orang dan hampir semuanya meruapkan petani) datang ke Brazil pada tahun 1908 dengan menggunakan kapal Kasato Maru. Sekitar separuh dari imigran tersebut datang dari selatan Okinawa dan berlayar dari pelabuhan Kobe melalui Cape of Good Hope di Afrika Selatan. Sesampainya di Brazil, banyak dari mereka yang menjadi pemilik perkebunan kopi.
Saat itu, di Jepang sendiri tengah terjadi penghapusan sistem feodal han yang menjerumuskan kelompok besar pekerja pertanian ke dalam kemiskinan dan menyebabkan banyak orang terpaksa harus pergi ke luar negeri untuk mencari kehidupan baru. Karena itu, banyak imigran Jepang menetap di Meksiko dan Peru, meski komunitasnya berkembang pesat di perkebunan kopi São Paulo.
Pada tujuh tahun pertama, lebih dari 3.434 keluarga Jepang (14.983 orang) tiba di Brazil. Awal Perang Dunia I di tahun 1914 lah yang membuat migrasi penduduk Jepang ke Brazil sangat booming; dibuktikan dengan lebih dari 164.000 orang datang ke Brazil antara tahun 1917 dan 1940 dengan 75% di antaranya pergi menuju São Paulo, di mana mayoritas perkebunan kopi terletak.
Komunitas orang Jepang di São Paulo dengan cepat menjamur di Liberdade, di mana rumah-rumah dijual dengan harga murah. Tak lama setelah itu, toko dan hotel Jepang mulai bermunculan di jalan-jalan di area tersebut seiring berkembangnya populasi penduduk Jepang dan keturunan Jepang di Brazil.
Kini, diperkirakan ada sekitar 1,6 juta Nikkei Burajiru-jin alias orang Jepang dan keturunan Jepang-Brazil yang tinggal di São Paulo, membuat kota ini menjadi tempat tinggal orang Jepang terbesar di luar Jepang sendiri.
Sementara itu, meski Liberdade kini merupakan rumah dari imigran negara Asia Timur lain seperti Cina dan Korea Selatan, area ini tetap kuat dengan karakternya yang sangat Jepang. Jalan-jalannya dihiasi dengan lampu suzuranto dan pohon sakura, belum lagi restoran tradisional, supermarket, dan bar ala Jepang.
Kini, setiap minggunya. Liberdade menggelar sebuah festival jalanan dengan berbagai stand makanan, kesenian, dan barang kerajinan ala Jepang, membuatnya menjadi salah satu daya tarik pengunjung São Paulo.
Nah, itulah sejarah di balik banyaknya penduduk keturunan Jepang di Brazil. Jadi, jangan aneh jika kamu menemukan banyak orang Jepang ya saat berkunjung ke negeri sepak bola itu!
Sumber: