Berita Jepang | Japanesestation.com

Daerah Ikebukuro adalah salah satu lingkungan paling ramai di Tokyo. Popularitas daerah ini dikaitkan dengan pentingnya Stasiun Ikebukuro, salah satu stasiun tersibuk di Jepang dan di dunia. Stasiun Ikebukuro berfungsi sebagai titik penghubung penting bagi jutaan orang, terutama mereka yang tinggal di Saitama dan harus bepergian ke Tokyo.

Prefektur Saitama berpenduduk lebih dari 7 juta orang, dan jika penduduknya ingin pergi main atau bersenang-senang di Tokyo, lokasi paling nyaman adalah Ikebukuro karena banyak hal yang ditawarkan dan kedekatannya. Namun, terlepas dari popularitas Ikebukuro sebagai tempat hiburan, Ikebukuro tidak memiliki reputasi terbaik di kalangan penduduk setempat.

Jadi mengapa banyak orang Tokyo tidak menyukai lingkungan yang berkembang pesat ini?

Kebisingan dan Lampu

Daeerah Ikebukuro berisik. Berjalan menyusuri jalanannya yang padat sambil melihat banyak lampu neon, toko, dan restorannya membuat Ikebukuro mirip dengan lingkungan saudaranya di Shinjuku dan Shibuya. Karena distrik-distrik itu memiliki banyak sekali penggemar, kebisingannya cukup untuk membuat orang lain menjauh.

Kebisingan dan cahaya terang bisa menjadi serangan intens terhadap indra yang tidak dapat ditoleransi oleh banyak orang. Meskipun kebisingan dan cahayanya bisa terasa seperti pemandangan yang ramah bagi anak-anak muda, mereka yang semakin tua tidak begitu menyukai mereka.

Berbicara tentang perbedaan usia…

Anak Muda

Salah satu persepsi terlucu tentang Ikebukuro adalah “tempat untuk anak muda”. Daerah seperti Shibuya dan Harajuku sering kali memiliki reputasi yang sama, tetapi Ikebukuro sering dianggap menarik pengunjung termuda dan paling banyak. Akibatnya, orang Tokyo yang berusia pertengahan dua puluhan dan lebih tua cenderung melihat Ikebukuro sebagai lingkungan yang tidak benar-benar mewakili mereka atau tempat mereka berjuang untuk menyesuaikan diri.

Meskipun Ikebukuro menjadi salah satu tempat terbaik untuk pertunjukan seni berkat tempat-tempat seperti Tokyo Metropolitan Theater yang sangat besar, dan meskipun orang-orang dari berbagai usia sering mengunjungi Ikebukuro, seiring bertambahnya usia, mereka cenderung pindah ke lingkungan lain seperti Omotesando dan Ginza.

Keamanan

Tokyo dianggap sebagai salah satu kota teraman di dunia meskipun ukurannya sangat besar dan padat. Namun, orang yang lahir di Jepang memiliki persepsi yang berbeda karena mereka mengukur keamanan di Jepang itu sendiri dengan pengalaman mereka. Oleh karena itu, daerah tertentu yang dianggap orang asing aman justru benar-benar berbahaya menurut para penduduk lokal. Ikebukuro termasuk dalam kategori ini.

Alasan penduduk setempat menganggap Daerah Ikebukuro sebagai tempat yang bisa berbahaya berkaitan dengan kombinasi tiga penduduk setempat, yaitu bar dengan orang-orang mabuk, pedagang asongan, dan sindikat yakuza Kyokuto-kai yang bermarkas di sana. Menghadapi situasi berbahaya yang sebenarnya masih sangat tidak mungkin, skenario yang paling masuk akal adalah bertatap muka dengan orang yang agresif dan mabuk.

Pedagang asongan juga hadir di tempat-tempat seperti Shinjuku, Roppongi, dan bahkan Harajuku. Mengabaikannya selalu merupakan hal terbaik untuk dilakukan. Pencopetan bisa menjadi masalah, tetapi risiko di Jepang tetap rendah, dan para pria bahkan meletakkan dompet mereka di saku belakang sambil berjalan di tempat-tempat ramai di mana pencopetan dikatakan terjadi. Meski begitu, Ikebukuro tidak bisa menghilangkan reputasinya sebagai salah satu lingkungan paling kelam di Tokyo, yang membuat beberapa penduduk setempat tidak menyukainya.