Berita Jepang | Japanesestation.com

Pada 24 September, sebuah pesan rahasia No. 83 diterima di konsulat Honolulu. Pesan tersebut meminta lokasi kapal yang telah dibagi ke 5 area geografik Pearl Harbor. Namun, pesan tersebut tidak dianggap sebagai sesuatu yang penting oleh Amerika, membuat mereka mengabaikannya. Di sisi lain, Yoshikawa dan koleganya kini dapat sedikit meragukan pekerjaan mereka terkait rencana penyerangan Pearl Harbor.

Dari sinilah, Yoshikawa mulai kembali menjalankan misinya dengan semangat. Ia menggunakan berbagai cara untuk agar Pearl Harbor, Lapangan Udara Hickam, Wheeler, Bellows, Kaneohe dan Ewa mendapat perhatian internasional. Pada bulan Oktober, ia menemui pria yang ditunjuk Tokyo sebagai penggantinya setelah perang memaksa para konsulat Asia “pergi.” Pria itu, Bernard Julius Otto Kuehn adalah Nazi yang pindah dengan keluarganya ke Hawaii pada 1936 di bawah kontrak dengan Jepang.

pearl harbor mata-mata Jepang japanesestation.com
Pesawat Jepang yang digunakan untuk menyerang Pearl Harbor (nationalinterest.org)

Kuehn sendiri bukanlah agen yang efektif karena tentara Amerika telah mencurigainya sejak awal. Namun, saat itu hanya dia yang mampu mengisi posisi konsulat setelah wajah-wajah Asia tidak lagi diterima di Hawaii. Surat dan paket yang diberikan Yoshikawa pada Kuehn berisi sebuah pesan operasional dan uang senilai 14.000 dolar Amarika. Sayangnya, pertualangan Kuehn tak panjang, ia ditangkap tak lama setelah serangan Jepang ke Pearl Harbor.

Pada akhir Oktober, kapal Taiyo Maru meninggalkan Yokohama menuju Honolulu. Di dalamnya, ada 3 orang tentara angkatan laut Jepang yang diperintahkan untuk meneliti rute penyerangan, mengonfirmasi informasi konsulat dan mendapatkan data baru. Meski personel lain termasuk 3 orang tentara tersebut menjaga lalu lintas laut selama 5 hari penuh, Yoshikawa menjauh karena alasan keamanan. Namun, tetap saja beban informasi baru ada di tangannya. Ia bekerja hampir sepanjang waktu untuk menyiapkan semua hal yang diperlukan, termasuk peta yang mencakup berbagai aspek disposisi militer Oahu. Terlepas dari tindakan pengawasan ketat AS yang membuat mereka tetap di atas kapal, para petugas dari Jepang ini dapat kembali ke rumah dengan perasaan puas karena mereka telah berhasil menyelesaikan misi mereka.

Akhirnya, pada 5 November, konferensi kekaisaran Tokyo memutuskan untuk mempersiapkan sebuah serangan kejutan ke Pearl Harbor pada Minggu, 7 Desember waktu Oahu. Saat itulah, permintaan terkait informasi baru mulai menyebar di Jepang dan Hawaii. Sementara Yoshikawa dan koleganya bertugas di sekitar Oahu, Kido Butai, pasukan penyerang Jepang, berkumpul dan bergerak ke arah timur menuju Pasifik Utara. Yoshikawa pun segera mengirimkan laporan jadwal kapal per dua minggu pada Jepang untuk disampaikan ke gugus tugas terdekat. Pada akhir bulan, konsulat pun diperintahkan untuk menghancurkan pesan rahasia level tinggi dan seluruh kertas rahasia yang telah dikumpulkan.

Pada 1 Desember, dengan kehadiran Kaisar Hirohito, Dewan Penasihat Jepang secara resmi mengesahkan penyerangan Pearl Harbor. Keesokan harinya, Tokyo memberi lampu hijau pada Kido Butai untuk melanjutkan penyerangan.

Pada 5 Desember, Yoshikawa meminta Mikami untuk mengantarkannya ke titik utara Pearl Harbor. Dari sana, ia melihat saaat-saat terakhir dari 3 kapal aircraft carrier milik Armada Pasifik berlayar dengan diiringi cruiser dan destroyer sebagai escort-nya. Meski USS Lexington datang terlalu terlambat untuk menggagalkan rencana Jepang, absennya kapal carrier pada 7 Desember sangat berdampak atas kemampuan Amerika dalam merebut dan mendominasi penyerangan tersebut dari Jepang. Namun, Yoshikawa mendapat informasi bahwa Lexington tak dilindungi oleh balon anti-aircraft dan jaring anti-torpedo. Sangat bermanfaat bagi Jepang.

Pada siang hari di 6 Desember, Yoshikawa kembali menaiki taksi Mikami, menuju pengintaian terakhir Pearl Harbor dari dermaga Kota Pearl. Saat ia kembali ke konsulat, ia melaporkan laporannya pada Kita dan melihat bahwa pesan tersebut dikirim dari kantor komunikasi RCA untuk dikirim ke Tokyo. Kementerian luar negeri Jepang pun menerimanya dan menyerahkannya kepada staf umum angkatan laut untuk diteruskan ke pasukan penyerang. Menurut laporan Yoshikawa kondisi saat itu nampak menguntungkan untuk misi penyerangan pada hari Minggu. Pada hari yang sama waktu Oahu, informasi target terbaru mereka telah sampai ke Kido Butai yang bergerak menuju Oahu.

pearl harbor mata-mata Jepang japanesestation.com
Takeo Yoshikawa pada tahun 1991 (dailytelegraph.com.au)

Setelah penyerangan Pearl Harbor, Yoshikawa dan rekan-rekannya tetap berada di dalam kantor mereka selama lebih dari seminggu. Namun, akhirnya mereka dipaksa masuk ke dalam sebuah kapal dan diangkut ke San Diego. Pada bulan Maret 1942, mereka ditempatkan di sebuah kamp di Arizona. Selama internirannya ini, tidak ada orang luar yang mengetahui identitas asli Yoshikawa.

Saat kembali ke Jepang, Yoshikawa pun menikah dan terus bekerja untuk angkatan laut Jepang sampai perang berakhir. Namun, karena takut ditangkap saat pasukan AS menduduki Jepang pada tahun 1945, ia melarikan diri ke pedesaan dan menyamar sebagai biksu Buddha. Setelah pendudukan, ia pun kembali ke istri dan dua anaknya serta tidak menceritakan kisahnya kepada orang Amerika sampai tahun 1960.

Malangnya, setelah itu, ia tidak mampu mencari nafkah dan terpaksa bergantung pada penjualan asuransi istrinya untuk kebutuhan hidup. Yang makin bikin miris, pemerintah Jepang sama sekali tidak memberinya penghargaan maupun dana pensiun. Menyedihkan juga ya akhir perjalanan sang mata-mata Jepang yang telah berperan besar dalam penyerangan Pearl Harbor ini?

Sumber:

National Interest

Historynet