Kini, jumlah anggota yakuza Jepang makin menurun akibat adanya hukum anti-yakuza dan membuat pihak berwajib lebih mudah menangap para yakuza. Bahkan, sindikat yakuza terbesar di Jepang, Yamaguchi-gumi, kini hanya memiliki sekitar 8.900 anggota saja, jauh berbeda dengan keadaannya saat masih di masa kejayannya, saat di bawah pimpinan Kazuo Taoka (田岡 一雄), salah satu bos yakuza paling legendaris di Jepang.
Nah, siapa sebenarnya Kazuo Taoka ini? Untuk mengenal sosoknya lebih dalam, simak uraian di bawah!
Seperti sudah disebut di atas, Kazuo Taoka adalah salah satu bos yakuza paling legendaris. Ia juga dikenal sebagai "Godfather of Godfathers" dan "The Japanese Godfather", wow. Taoka juga merupakan kumicho (oyabun, bos yakuza) ketiga dari Yamaguchi-gumi, organisasi yakuza terbesar di Jepang dan menjabat mulai dari 1946 hingga 1981.
Nah, mengapa ia bisa bergabung bersama Yamaguchi-gumi hingga menjadi kumicho-nya? Begini ceritanya.
Taoka sebenarnya lahir dari sebuah keluarga petani miskin di sebuah desa di Shikoku. Ayahnya meninggal sebelum ia dilahirkan, sementara ibunya meninggal saat ia berumur empat tahun. Setelah itu, ia pun akhirnya dirawat oleh kerabatnya.
Namun, ia putus sekolah pada awal usia remajanya dan mulai tahun 1929, ia mulai “mendekati” dunia yakuza sebagai seorang street fighter (petarung jalanan) di Kobe. Pada 1930, ia menjadi pengikut Noboru Yamaguchi, oyabun Yamaguchi-gumi. Di sinilah ia mendapatkan julukan “Kuma” karena cara bertarungnya yang khas, “menerkam” mata lawannya. Julukan ini pun terus dibawanya hingga akhir hayatnya.
Julukan “Kuma” yang disematkan padanya rupanya sempat membawa yakuza ganas ini ke penjara akibat kasus pembunuhan pada tahun 1937 hingga 1943. Namun, 3 tahun setelah ke luar dari penjara, ia mendapatkan posisi sebagai kumicho ketiga Yamaguchi-gumi di usianya yang ke-33 tahun. Nah, di saat ia menjadi bos inilah, nasib Yamaguchi-gumi berubah. Ya, setelah Perang Dunia II berakhir, Taoka mengubah Yamaguchi-gumi dari sebuah gang kecil menjadi salah satu sindikat kriminal terbesar di dunia, dengan lebih dari 10.000 anggota.
Saat Perang Dunia II berlangsung, Yamaguchi-gumi memang terpuruk. Namun, Taoka dapat mengubahnya kartel raksasa yang memiliki keterkaitan dengan berbagai tindak kriminal, seperti pemerasan, perjudian, prostitusi, lintah darat, penyelundupan, bisnis pertunjukan, dan usaha lain baik legal maupun ilegal.
Kazuo Taoka juga dikenal mudah curiga dan sangat waspada terhadap klan saingannya, membuatnya menolak untuk bergabung dengan Kanto-kai, sebuah konfederasi antar-yakuza pada tahun 1963. Kendati demikian, pada tahun 1972, Taoka membentuk aliansi antara Yamaguchi-gumi dan Inagawa-kai dengan upacara sakazuki di rumahnya.
Namun, pada tahun 1963, Badan Kepolisian Nasional mulai mengatur Yamaguchi-gumi dan pada tahun 1966 Taoka didakwa dengan lima dakwaan, termasuk pemerasan.
Pada Juli 1978, ia selamat dari upaya pembunuhan saat seorang anggota yakuza saingannya, Matsuda-gumi, menembak lehernya dalam acara limbo dance di sebuah klub malam di Kyōto. Penyerangnya ini pun ditemukan tewas beberapa minggu kemudian di sebuah hutan di dekat Kobe.
Sayangnya meski berhasil lolos dari maut dalam upaya pembunuhan itu, Kazuo Taoka kalah oleh serangan jantung yang mencabut nyawanya pada 23 Juli 1981, satu bulan sebelum ia akan menerima putusan hukuman dari Pengadilan Distrik Kobe. Istrinya, Fumiko, mengisi posisi pimpinan Yamaguchi-humi hingga gang tersebut menemukan kumicho baru, Masahisa Takenaka, pada 1984.
Begitulah sepenggal kisah hidup “Kuma,” alias Kazuo Taoka, bos yakuza legendaris Jepang.
Sumber: