Berita Jepang | Japanesestation.com

Tak lama kemudian, Shuji kembali menikah dengan Michiko Ishihara yang merupakan seorang guru. Pernikahan tersebut diketahui memiliki dampak positif terhadap kondisi Shuji. Shuji yang mulai tenang kembali menulis karya sastra lainnya meskipun masih dengan tema yang suram, seperti “Bannen” (1936) dan “Viyon no Tsuma” (1947), dan lain sebagainya.

Pada salah satu karya Shuji yang berjudul “Shayo” atau “The Setting Sun” (1947), karya ini sangat dipengaruhi oleh seorang wanita bernama Shizuko Ota. Terlepas dari fakta bahwa Shizuko Ota adalah penggemar berat Osamu Dazai, mereka akhirnya menjalin hubungan asmara. Berkat hubungan tersebut, Shuji memiliki anak diluar nikah dan membuat keadaannya menjadi semakin kacau, baik dari segi mental maupun kesehatan fisik. Pada akhirnya, dirinya meninggalkan istri dan juga kekasihnya.

Shuji kembali menjalin hubungan dengan seorang wanita bernama Tomie Yamazaki, seorang wanita yang bekerja di salon kecantikan. Selama waktu ini, Shuji berhasil menyelesaikan karya terakhir sekaligus terpopuler miliknya berjudul “Ningen Shikkaku” atau “No Longer Human” (1948); sebelum pada akhirnya dirinya kembali melakukan percobaan bunuh diri terakhir yang berhasil merenggut nyawa dirinya dan Tomie. Keduanya menenggelamkan diri di sungai di dekat rumah mereka.

Sungai di Mitaka
Sungai di Mitaka, Tokyo, lokasi ditemukannya tubuh Osamu Dazai dan kekasihnya dalam percobaan bunuh diri terakhir Osamu Dazai (japantimes.co.jp)

Terlepas dari bagaimana karya-karya Osamu Dazai berkontribusi dalam dunia sastra Jepang, namun tidak dapat dipungkiri apabila karya tersebut kini terbayangi oleh kisah dari penulis yang tragis. Meski demikian, hingga kini Osamu Dazai dan karyanya masih menjadi salah satu penulis dan karya sastra yang digemari.

Sumber :

Yabai

Japan Times