Sosok Yoshihide Suga (71) menjadi sorotan internasional karena sukses menggantikan posisi Shinzo Abe sebagai perdana menteri Jepang dan presiden Partai Liberal Demokrat (LDP). Suga sebelumnya adalah sekretaris Kabinet Abe yang berarti merupakan tangan kanan Abe sendiri. Berbeda dengan Abe yang memiliki sejarah politik panjang di darah keluarga (ayahnya pernah menjabat sebagai menteri luar negeri dan 2 kerabatnya adalah mantan perdana menteri), Yoshihide Suga lahir dari keluarga petani sederhana.
Yoshihide Suga lahir di wilayah pedesaan di Prefektur Akita, dan baru pindah ke Tokyo setelah SMA. Dilansir dari CNN, Suga kuliah paruh waktu sambil bekerja. Demi biaya kuliahnya, Suga kemudian harus bekerja di sana-sini, termasuk di pabrik karton dan Pasar Ikan Tsukiji yang terkenal. Setelah lulus, seperti warga Jepang kebanyakan, dia pun bekerja sebagai salaryman. Akan tetapi, dia tidak bertahan lama karena dia sangat tertarik dengan dunia politik.
Menurut salah satu teman SMA-nya, Hiroshi Kawai, “Dia (Suga) sangat pendiam. Dia adalah seseorang yang tidak akan Anda sadari apakah dia ada di sana atau tidak.”
Karir politiknya pun dimulai pada tahun 1978. Ia memutuskan untuk untuk mencalonkan diri sebagai dewan kota di Yokohama. Meskipun kurangnya koneksi dan pengalaman di dunia politik, kerja keras dan kecerdasan Suga adalah kunci keberhasilannya. Dia berkampanye dari pintu ke pintu dan mengunjungi sekitar 300 rumah dalam sehari. Total, ada 300.000 rumah yang dikunjunginya, menurut LDP. Suga pun sampai harus mengganti sepatunya sebanyak 6 kali karenanya.
Dilansir dari Guardian, karir politik Suga sangat erat kaitannya dengan Abe sejak dia memenangkan kursi di majelis rendah pada tahun 1996. Banyak yang menyebutkan bahwa Suga adalah pengaruh utama Abe untuk kembali mencalonkan diri sebagai perdana menteri untuk kedua kalinya, setelah sebelumnya hanya menjabat selama satu tahun.
Di usianya yang 71 tahun, Suga tetap menjaga etos kerjanya yang tinggi. Posisi Suga di dunia perpolitikan Jepang pun diharapkan membawa sesuatu yang baru, apalagi dengan latar belakang pribadinya yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan politik. Ia siap bekerja keras dan membangun relasi yang lebih baik lagi dengan para pemberi suara. Selama ini pun Suga memang secara konsisten selalu fokus terhadap apa yang paling menjadi perhatian para pemilih.
“Seseorang yang biasa seperti saya dapat berusaha menjadi perdana menteri…itulah demokrasi Jepang, bukan?” kata Suga pada awal kampanyenya.
Sumber: