Pemerintah Jepang berambisi untuk meningkatkan pemberian vaksin COVID-19 menjadi 1 juta suntikan per hari, kira-kira tiga kali lipat dari saat ini, begitu yang disampaikan Perdana Menteri Yoshihide Suga pada Jumat (7/5) lalu.
Dengan kecepatan itu, dibutuhkan waktu sekitar 7 bulan bagi setiap orang berusia 16 tahun ke atas di Jepang untuk menerima kedua injeksi vaksin.
Dalam konferensi pers yang juga mengumumkan keputusan untuk memperpanjang status darurat yang mencakup Tokyo dan prefektur lainnya, Suga mengatakan dia mengharapkan beberapa kota mulai memvaksinasi orang dengan kondisi kesehatan seperti diabetes mulai bulan depan.
Menurut data pemerintah, kurang dari 3 juta orang di Jepang telah menerima setidaknya satu suntikan, sekitar 2 persen dari populasi Jepang. Saat ini, hanya petugas kesehatan dan orang berusia 65 tahun ke atas yang memenuhi syarat untuk menerima vaksin.
Suga juga mengatakan Jepang sedang berdiskusi dengan Moderna Inc dan Novavax Inc untuk 200 juta dosis vaksin yang akan diberikan tahun depan.
Pemerintah juga telah memiliki kesepakatan dengan Moderna untuk menerima pengiriman 50 juta dosis hingga akhir September. Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan pun akan menyetujui vaksin tersebut bulan ini, menjadikannya vaksin kedua yang tersedia di negara tersebut setelah Pfizer Inc.
Suga mengatakan dia mengharapkan rencana untuk menawarkan opsi vaksinasi kepada atlet yang berkompetisi di Tokyo Olympic dan Paralympic pada musim panas mendatang untuk diperluas ke anggota delegasi Jepang.
Menyikapi keprihatinan di kalangan masyarakat Jepang tentang pesta olahraga terbesar di dunia yang akan tetap berjalan meskipun pandemi sedang berlangsung itu, Suga menegaskan kembali janjinya untuk mengambil tindakan tegas untuk memastikan Tokyo Olympic agar "aman dan terjamin."