Berita Jepang | Japanesestation.com

Sengketa wilayah antara Jepang dan Rusia tak kunjung usai. Ya, Kepulauan Kuril atau Chishima Retto (千島列島, "Thousand Islands") masih saja menjadi “rebutan” kedua negara maju ini hingga kini. Perwakilan kedua negara sebenarnya sudah beberapa kali bertemu untuk membahas sengketa ini, meski hasilnya tetap nihil. Memang, apa sih yang menyebabkan belum adanya titik terang tentang sengketa Pulau Kuril? Bisakah sengketa ini diselesaikan? Mari kita coba telusuri.

Pulau Kuril memang berada di wilayah Rusia, tepatnya di Sakhalin Oblast, Rusia, yang membentang hingga sekitar 1300 kilometer dari timur laut Hokkaido, memisahkan Laut Okhotsk dari utara Laut Pasifik. Ada 56 pulau di kepulauan ini dan sebenarnya, semuanya ada di bawah administrasi Rusia, namun, Jepang mengklaim 4 pulau yang terletak di area paling selatan Kuril, yaitu Iturup (Etorofu dalam bahasa Jepang), Kunashiri, Shikotan dan Hibomai. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya sengketa wilayah antara Jepang dan Rusia. Ternyata bukan cuma hal ini yang menyebabkan sengketa. Ternyata, awalnya, pulau ini ditinggali oleh orang Jepang. Namun, pada tahun 1945, Rusia mengambil alih pulau ini karena kekalahan Jepang dalam perang. Untuk lebih jelasnya, perhatikan penjelasan berikutnya.

Sejarah Awal

sengketa kepulauan kuril japanesestation.com
Kunashiri, salah satu pulau di Kepulauan Kuril (Getty Images)

Dikutip dari buku The Kuril Islands karangan John J., awalnya Kepulauan Kuril ditinggali oleh orang Ainu. Karena itu, pemerintah Jepang mulai mengambil alih kekuasaan kepulauan itu pada Zaman Edo di bawah kekuasaan Klan Matsumae. Sementara itu, dalam Shōhō Era Map of Japan (Shōhō kuni ezu (正保国絵図)), ditemukan sebuah peta yang dibuat oleh Keshogunan Tokugawa pada tahun 1644 yang menggambarkan adanya 39 pulau besar dan kecil di timur laut Semenanjung Shiretoko dan Tanjung Nosappu.

Pada tahun 1811, seorang kapten Rusia, Vasily Golovnin dan krunya yang berhenti di Kunashiri, ditangkap oleh Klan Nambu dan diserahkan ke Pemerintah Matsumae. Namun, karena seorang pedagang Jepang, Takadaya Kahei juga ditangkap oleh  Peter Rikord, seorang kapten Rusia pada 1812, Jepang dan Rusia pun bernegosiasi untuk menetapkan batas antarkedua negara.

Nah, Perjanjian Perdagangan, Navigasi dan Pembatasan pada tahun 1855 memutuskan bahwa kedua batas tersebut adalah Etorofu dan Urup. Wilayah Jepang dilihat dari selatan hingga Etorofu sedangkan wilayah Rusia membentang dari utara hingga Urup.

sengketa kepulauan kuril japanesestation.com
Seorang turis mengambil foto Pulau Habomai, Kepulauan Kuril dari Prefektur Hokkaido (Getty Images)

Namun, selama Perang Russo-Jepang pada tahun 1904–1905, Gunji, pensiunan tentara Jepang dan pemukim lokal di Shumusu memimpin penyerangan ke Pantai Kamchatka. Rusia pun mengirimkan bala tentaranya untuk menangkap kelompok ini. Setelah perang selesai, Jepang menerima izin menangkap ikan di perairan Rusia sebagai bagian dari Perjanjian Perikanan Rusia-Jepang hingga tahun 1945.

Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II pada tahun 1945, Rusia mengambil alih Kepulauan Kuril dan Jepang pun mengklaim 4 pulau paling selatan, yakni Kunashiri, Shikotan, Etorofu, dan Habomai yang disebut Wilayah Utara. Hal inilah yang menyebabkan sengketa hingga kini.

Pertemuan Rusia dan Jepang Untuk Menyelesaikan Sengketa, Nihil?

sengketa kepulauan kuril japanesestation.com
Shinzo Abe dan Vladimir Putin (nationalinterests.org)

Pada tahun 2019 silam, mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyelesaikan sengketa ini dan meminta kembali sisa Kepulauan Kuril pada Jepang. Namun, permintaan tersebut ditolak karena menurut Sergey Lavrov, salah satu diplomat Rusia, kepulauan tersebut telah menjadi wilayah Rusia.

Hal tersebut tentunya didukung oleh para nasionalis Rusia yang turun ke jalan dan meneriakkan kalimat, “Kuril adalah milik Rusia!”

Reaksi Rusia memang tidak aneh, karena sebelumnya, Jepang memang mengklaim Kepulauan Kuril sebagai miliknya. Karena itu, Menteri Luar Negeri Jepang saat itu, Taro Kono, berharap agar 2019 dapat menjadi titik balik untuk menentukan status resmi pulau Kepulauan Kuril meski hasilnya nihil.

Sementara itu, Lavrov mengatakan bahwa masalah kepemilikan Kuril diakibatkan dari akhir Perang Dunia II, karena itulah ada perbedaan pendapat antara kedua negara. Namun, pihaknya tetap menginginkan adanya kerjasama antara kedua belah pihak terkait hukum di kepulauan tersebut.

Sebelumnya, Kepulauan Kuril ditempati oleh tentara Soviet di akhir Perang Dunia II, di mana 17.000 penduduk Jepang terusir. Kini, Kepulauan Kuril ditempati sekitar 19.000 orang berkebangsaan Rusia.

Di dalam situs Kementerian Luar Negeri Jepang sendiri, kepulauan tersebut disebut sebagai, “sebuah bagian dari wilayah Jepang yang tidak pernah diserahkan pada negara lain. Namun, Wilayah Utara telah diduduki secara ilegal oleh Uni Soviet, dan kemudian Rusia, sejak Uni Soviet menduduki mereka pada tahun 1945."

Kementerian Luar Negeri Jepang pun menyebutkan bahwa hingga kini, pemerintah Jepang terus berusaha bernegosiasi dengan Rusia untuk mengatasi masalah ini secara damai dengan Rusia.

Jadi, apakah permasalahan sengketa Kepulauan Kuril bisa segera selesai di tahun 2020 ini? Kita lihat saja nanti.

Sumber:

CNN

Wikipedia: Kuril Islands

National Interest