Tekanan kepada Perdana Menteri Shigeru Ishiba untuk mengundurkan diri semakin menguat setelah kemenangan partai oposisi dalam pemilihan umum Dewan Penasihat hari Minggu (20/07) lalu. Beberapa media mengutip pengganti Fumio Kishida itu akan segera mengumumkan pengunduran dirinya, namun Ishiba membantah kabar tersebut.
“Saya tidak pernah membuat pernyataan seperti itu, fakta yang dilaporkan media sama sekali tidak berdasar,” ungkapnya pada hari Rabu (23/07) seperti yang dikutip oleh Reuters. Kabar ini mencuat setelah Ishiba membuat kesepakatan dengan Presiden Donald Trump terkait penurunan tarif impor mobil Jepang ke Amerika Serikat.
Ishiba menegaskan kembali niatnya untuk tetap menjabat sebagai perdana menteri. “Kami berbagi rasa krisis yang kuat, dan membahas perlunya mencegah LDP (Partai Demokrat Liberal) menjadi berantakan,” ujarnya setelah melakukan pertemuan dengan tiga mantan perdana menteri, Kishida, Yoshihide Suga, dan Taro Aso pada Rabu. Ishiba juga menyampaikan bahwa dirinya siap menghadapi tantangan yang dihadapi Jepang, seperti inflasi hingga negosiasi tarif dengan Amerika Serikat.
Pengunduran diri Ishiba menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan. Anggota muda LDP bahkan telah mengumpulkan tanda tangan untuk menuntut pertemuan bersama sebagai bentuk pertanggungjawaban Ishiba, menyusul meningkatnya rasa ketidakpuasan atas pemerintahannya.
Dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh Kyodo, dukungan terhadap kabinet Ishiba turun ke angka 23%, terendah sejak Ishiba mulai menjabat di bulan Oktober lalu. Ishiba dipercaya akan membuat keputusan terkait pengunduran diri pada bulan Agustus mendatang.