Kasus bullying pada siswa sekolah di Jepang kian meningkat. Pada tahun 2019, angka kasus bullying di Jepang yang terjadi di SD, SMP, dan SMA Jepang, baik di sekolah negeri maupun sekolah swasta, naik sebesar 68.563 menjadi 612.496. Hasil tersebut dilaporkan dari sebuah studi terkait perilaku siswa bermasalah dan absensi siswa yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu, dan Teknologi Jepang.
Dilansir dari Nippon.com, 2019 merupakan tahun keenam di mana angka bullying di sekolah meningkat sekaligus menjadi tahun dengan rekor kasus tertinggi sejak survei pertama kali dilakukan pada 2013 silam, saat program pencegahan bullying diimplementasikan. Dan dari 37.011 sekolah di Jepang, 30.583 atau 82,6% melaporkan adanya insiden bullying.
Ada 484.545 kasus yang dilaporkan terjadi di sekolah dasar, 106.524 di SMP, 18.352 di SMA, dan 3.075 di sekolah bagi anak berkebutuhan khusus. Jika dilihat berdasarkan kelas, angka tertinggi ada di sekolah dasar, dengan 96.416 terjadi di kelas dua, diikuti dengan 91.981 kasus di kelas tiga, 87.759 di kelas satu, dan 82.883di kelas empat.
Di Jepang, kini dilaporkan ada 46,5 kasus per 1.000 siswa. Naik dari tahun sebelumnya yang berjumlah 40,9 kasus per 1.000 siswa. Jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, ada 17.485 kasus di sekolah dasar, 8.945 di SMP, 3.632 di SMA, dan 521 di sekolah bagi anak berkebutuhan khusus. Di antara seluruh jumlah kasus tersebut, 906 sekolah atau sekitar 3,0% di antaranya telah berkonsultasi dengan kepolisian. Jika diuraikan, jumlah tersebut terdiri dari 230 SD, 432 SMP, 225 di SMA, dan 19 di sekolah berkebutuhan khusus.
Tipe bullying yang kerap dilakukan adalah ejekan, ancaman, atau penghinaan yang jika dijumlah, totalnya mencapai 379.417 kasus (61,9% dari total kasus). Selain itu, ada 131.232 kasus (21,4%) yang melaporkan aktivitas fisik, seperti dipukul atau ditendang dengan kedok “game,” dan 83.671 (13,7%) dalam bentuk dikucilkan dari kelompok.
Dari seluruh kasus terlapor, 80% kasus telah berhasil diselesaikan, sementara 20% lainnya masih dalam proses penyelesaian. Agar kasus tersebut dapat diangap selesai, bullying tidak boleh terjadi dalam 3 bulan terakhir dan tak adanya penderitaan fisik dan mental pada korban.
Semoga kasus bullying di Jepang tidak meningkat lagi ya!