Berita Jepang | Japanesestation.com

Sebuah kuil di Kyoto telah memicu reaksi keras di dunia maya karena mengganti foto profil Twitter-nya dengan ilustrasi miko (gadis kuil) yang dibuat dengan menggunakan AI (Artificial intelligence) Karya yang dibuat oleh ilustrator bernama Graham-san ini dimaksudkan sebagai gerakan simbolis perpaduan artistik. Namun, keputusan kuil tersebut memicu perdebatan sengit, terutama di media sosial.

Perdebatan dengan cepat meningkat menjadi masalah kriminal. Antara tanggal 23 dan 27 Maret, kuil bernama Kurumazaki tersebut menerima banyak sekali email dan panggilan telepon bernada ancaman dari seorang pria berusia 38 tahun yang tinggal di Prefektur Shiga.

Tersangka, yang namanya tidak diungkapkan ke publik, mengirim puluhan pesan yang berisi pernyataan kekerasan seperti, “Kuil jelekmu akan terbakar dalam api yang tidak diketahui asalnya suatu hari nanti,” dan, “Aku akan memukulmu sampai mati.”

Pihak berwenang menangkap pria tersebut pada tanggal 3 Juli setelah menelusuri pesan-pesan tersebut. Pria itu mengakui perbuatannya dan menyatakan bahwa ia telah dibuat marah oleh sikap kuil yang mendukung seniman AI.

Unggahan pencipta gambar AI di sosial.medianya
Unggahan pencipta gambar AI di sosial medianya, mengungkapkan kelegaanyan setelah pelaku pemberi ancaman kekerasan berhasil ditangkap polisi (X/Graham_san)

Insiden ini menarik perhatian luas, bukan hanya karena targetnya yang tidak biasa-sebuah situs suci-tetapi juga karena implikasi yang lebih luas yang dibawanya. Graham-san, pencipta gambar miko AI di Kuil Kurumazaki, mengungkapkan keprihatinan dan kelegaannya setelah penangkapan, dengan mengatakan, “Saya sangat lega bahwa orang yang membuat ancaman telah ditangkap ... Saya harap mereka mendapatkan hukuman yang pantas mereka terima.”

Ia juga mengungkapkan bahwa seseorang yang berafiliasi dengan kuil tersebut harus dirawat di rumah sakit karena tekanan emosional yang disebabkan oleh ancaman tersebut.

Sumber: Kyoto Shimbun, X