Lagi-lagi “power harassment” atau “pelecehan kekuasaan” di Jepang kembali terjadi. Setelah beberapa waktu lalu ada berita mengenai seorang pegawai muda yang bunuh diri akibat menjadi korban bullying dan mendapat power harassment dari atasannya, kini hal yang sama terjadi di dunia olahraga. Seorang atlet karate Jepang yang akan berkompetisi di Tokyo Olympic mendatang mengaku pada Rabu (31/3) lalu bahwa seorang staf resmi federasi memukul wajahnya dengan sebuah pedang bambu.
Ayumi Uekusa akan berkompetisi dalam kategori 61 kg kumite wanita karena untuk pertama kalinya karate akan menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam pesta olahraga terbesar dunia tersebut. Namun, Rabu lalu ia mengatakan bahwa ia menjadi korban bullying yang dilakukan Masao Kagawa, direktur teknik dari Japan Karatedo Federation.
Kasus ini menjadi skandal pelecehan kekuasaan terbaru di dunia olahraga Jepang. Sebelumnya, diketahui bahwa federasi gulat Jepang meminta maaf pada Kaori Icho, peraih 4 medali emas olimpiade dalam cabang olahraga tersebut pada 2018 silam atas klaim bullying.
Uekusa yang merupakan seorang juara dunia pada 2016 ini mengklaim dalam sebuah unggahan di blognya pada Minggu lalu bahwa Kagawa mulai menggunakan sebuah pedang bambu sebagai bagian dari latihan, dengan tujuan memaksanya untuk menangkis dan menghindari ayunan pedangnya. Namun, Uekusa mengatakan bahwa ia dan atlet lainnya mengalami luka di bagian mata mereka setelah Kagawa memukul wajah mereka dengan pedang tersebut tanpa menggunakan headgear protektif. Kendati demikian, Kagawa menyangkal tuduhan tersebut.
Ia juga mengklaim bahwa Kagwa kerap membentaknya dan menghina kehidupan pribadinya, merusak kepercayaan dirinya dan membuatnya tak bisa berlatih karena stress.
"Bertemu dengan instruktur menjadi sangat berat, menangis setiap pergi ke dojo telah menjadi bagian hidupku sehari-haei,” ujarnya dalam blognya.
"Berlatih kini menjadi lingkungan yang mencekik dan membuat saya mengalami stress mental. Ada kalanya saya tak dapat pergi berlatih dan hanya diam di rumah,” tambahnya.
Media Jepang pun melaporkan bahwa baik Uekusa dan Kagawa bersaksi di depan komite etik federasi di Tokyo pada Rabu lalu, dengan Uekusa mengatakan pada reporter bahwa ia telah mengungkapkan secara jelas terkait apa yang terjadi.
Harian Mainichi Shimbun melaporkan bahwa Kagawa menyangkal tuduhan tersebut pada Minggu malam lalu.
"Saya tak akan pernah melakukan hal kejam seperti memukul seorang atlet olimpiade tepat di muka dan mencederai mereka,” katanya pada Mainichi.
Mana yang benar, entahlah. Mari kita berdoa saja semoga kasus ini cepat selesai dan tidak ada lagi bullying yang terjadi dalam dunia olahraga Jepang ya!