Berita Jepang | Japanesestation.com

Seiring dengan keinginan pasangan-pasangan di Jepang yang mulai kembali mencoba untuk meresmikan hubungan dengan ikatan tali pernikahan, sebuah layanan wedding organizer besar Jepang mulai menyusun protokol upacara penrikahan khusus untuk meminimalisir risiko penyebaran virus corona. Wedding organizer itu adalah Watabe Wedding Corp., yang kembali melanjutkan menggelar upacara pernikahan pada bulan Juni lalu setelah status darurat Jepang dicabut pada akhir Mei. Mereka berharap, dengan adanya lebih dari 100 protokol untuk merencanakan dan menggelar upacara pernikahan, dapat membuat para pelanggan kembali tenang.

Salah satu peraturan baru dalam protokol ini adalah mendesinfeksi gaun pengantin sewaan yang dicoba oleh para pengantin dan calon pengantin setiap dipakai.  

Pada hari-H pernikahan, seorang makeup artist wajib menggunakan masker dan face shield serta menggunakan kuas dan sponge sekali pakai saat memberi lipstick pada bibir dan mewarnai area sekitar mata pengantin. Hal ini dilakukan karena virus kejam tersebut dapat berpindah melalui kontak dengan selaput lendir.

protokol pernikahan Jepang japanesestation.com
Foto yang menunjukkan seorang makeup artist mengenakan masker dan sebuah face shield saat merias (mainichi.jp)

Saat pasangan pengantin bertukar cincin, cincin akan ditempatkan di muka untuk menghindari sentuhan pihak ketiga. Sementara itu, para tamu diwajibkan untuk tetap melakukan social distancing dan tidak saling mengisi gelas (tradisi yang sering dilakukan di Jepang, terutama ketika pesta dan nomikai)  saat resepsi digelar.

protokol pernikahan Jepang japanesestation.com
Foto ilustrasi yang menunjukkan bagaimana seharusnya tamu undangan berlaku dalam upacara pernikahan (mainichi.jp)

Perusahaan yang berbasis di Kyoto ini juga menawarkan layanan oernikahan di berbagai lokasi di luar negeri, seperti Hawaii, Guam, Australia, Italia dan Singapura.

Watabe Wedding juga mengatakan bahwa mereka berencana untuk memperkenalkan protokol baru tersebar di fasilitas-fasilitas di luar negeri saat orang-orang kembali menggelar upacara pernikahan di luar negeri ketika pemerintah Jepang mencabut pembatasan penerbangan ke luar negeri untuk nanti.

"Kami berharap kami dapat membuat semua upacara pernikahan menjadi hari penuh kenangan bagi pasangan pengantin sembari tetap memastikan bahwa kesehatan para tamu undangan tetap terjaga,” ujar salah satu staf perusahaan.