Berita Jepang | Japanesestation.com

Di masa pandemi ini, meeting atau sekolah online memang tidak aneh bagi kita. Dan ternyata, hal ini juga berlaku bagi para hikikomori di Jepang. Ya, para hikikomori atau orang yang mengurung diri di seluruh penjuru Jepang rupanya meningkatkan koneksi antara satu sama lain melalui meeting online, sama seperti orang lain. Hal ini juga dinilai sebagai salah satu langkah untuk membuat mereka kembali ke masyarakat.

Dilansir dari Mainichi, dalam meeting online, orang-orang yang terpaksa tinggal di rumah untuk menghindari penyebaran wabah dapat berpartisipasi tanpa menampakkan muka mereka, mempermudah para hikikomori untuk ambil bagian.

meeting online hikikomori japanesestation.com
Ilustrasi meeting online hikikomori (pakutaso.com)

Beberapa grup hikikomori bahkan menyambut partisipan baru. Bagi orang-orang yang butuh waktu untuk dapat kembali bekerja dan berpartisipasi di masyarakat, berbicara secara face-to face memang sangat penting. Karena itu, salah satu manager dari grup-grup ini mengatakan bahwa mereka berharap meeting online ini dapat menjadi langkah pertama untuk kembali berhubungan dengan masyarakat.

Para anggota grup hikikomori ini biasanya adalah mereka yang tinggal di dalam rumah untuk waktu yang lama atau mereka yang melakukannya sejak dulu dan mencari cara agar bisa kembali bersosialisasi dengan masyarakat luas. Jika dihitung, di seluruh penjuru Jepang ada 42 grup hikikomori yang tersebar di berbagai prefektur, termasuk Tokyo, Osaka, Miyagi, Saitama dan Tokushima. Meeting online ini dilaporkan diprakarsai oleh grup yang ditemukan di situs Hikikomori Platform yang memperkenalkan sebuah organisasi dan forum ramah hikikomori pada para penggunanya.

Hikikomori Platform sendiri didirikan pada tahun 2019 silam oleh Takahiro Tajima (40) yang bekerja untuk mendukung para penyandang disabilitas untuk mencari pekerjaa. Ia mengatakan, sebelum wabah virus corona menyerang, lebih dari 90% grup yang terdaftar di Hikikomori Platforms mengadakan meeting online di mana mereka dapat berbincang face-to-face. Namun, pada sekitar Maret lalu, angka meeting online tersebut meningkat dan pada akhir Mei, saat dicabutnya status daruat virus corona, separuh dari grup tersebut menggelar meeting online. Dan saat angka infeksi baru mulai menurun pada Juni, grup-grup ini mulai membuat sistem meeting mereka bervariasi, seperti melakukan baik meeting online maupun meeting di dunia nyata dengan protokol ketat.

Salah satu dari grup tersebut adalah Sana Guild, sebuah grup yang berpusat di Sakai, Prefektur Osaka. Grup ini menggelar sekitar 4 meeting online setiap bulannya. Nah, di acara gathering pada tanggal 7 September lalu, para partisipan menjawab beberapa pertanyaan dan kekhawatiran yang ditanyakan oleh para hikikomori. Jawaban-jawaban tersebut akhirnya dikumpulkan dalam sebuah dokumen.

meeting online hikikomori japanesestation.com
Respon yang telah dikumpulkan (mainichi.jp)
meeting online hikikomori japanesestation.com
Partisipan dalam sebuah meeting online yang digelar Sana Guild terlihat ebrinteraksi tanpa memperlihatkan wajah mereka (mainichi.jp)

Mereka yang berpartisipasi bebas memilih foto mereka sendiri, tak perlu menampilkan foto asli. Ada juga yang memanfaatkan fungsi chat untuk saling jujur tantang kekhwatiran mereka, termasuk tentang bagaimana bersosialisasi dengan orang lain. Salah satunya, ada yang mengaakan, “Butuh bertahun-tahun bagiku sebelum aku dapat terbuka pada orang-orang terkait menjadi seorang hikikomori." Partsipan lain pun memberikan sarannya dengan mengatakan, “Saat aku memperkenalkan diri pada orang lain untuk pertama kalinya, aku mengatakan aku adalah seorang hikikomori. Menurutku, akan lebih baik jika mengatakan hal yang sebenarnya tanpa harus khawatir teman-temanmu akan menarik diri mereka.”

Menurut representatif dari Sana Guild, Tetsuya Nakatani (31), sejak online meeting digelar mullai Maret lalu, keanggotan pun meningkat sekitar 1,5 kali, menjadi sekitar 50 orang.

Sementara itu, di Hikikomori Shufukai@Kansai, grup lain yang juga berbasis di Kansai, meeting digelar secara online karena COVID-19 membuat sulit digelarnya gathering di dunia nyata. Namun, setelah status darurat dicabut, grup tersebut mengadakan pengumuman bagi partisipan yang ingin ikut dalam wisata ke sebuah galeri seni yang digelar pada bulan Juli lalu.

Kyoko Hayashi, direktur Hikikomori UX Kaigi, sebuah asosiasi yang terbentuk dari orang-orang yang sempat menjadi hikikomori pun mengatakan bahwa meeting online sangat berguna bagi para hikikomori.

"Meeting secara face-to-face membuat orang-orang dapat menghabiskan waktu panjang di waktu yang sama dengan orang lain. Hal ini merupakan langkah penting untuk bisa kembali ke masyarakat. Meeting online bisa menjadi langkah awal sebelum bertemu langsung di dunia nyata,” pungkasnya.