Berita Jepang | Japanesestation.com

Jepang dan Korea Selatan sepakat untuk kembali meneruskan perjalanan bisnis antar dua negara tersebut. Menurut sumber dari pemerintah, perjalanan bisnis antar dua negara Asia ini memang sempat tertunda karena adanya pandemi virus corona yang tak kunjung usai.

Dilansir dari Kyodo News, masuknya ekspatriat dan penduduk jangka panjang serta orang yang melakukan perjalanan bisnis akan kembali diperbolehkan di kedua negara dengan syarat telah terbukti negatif COVID-19 dan menyerahkan rencana perjalanan mereka. Diteruskannya kembali perjalanan bisnis ini dinilai sebagai peningkatan hubungan antar dua negara yang sempat berselisih paham akibat serangkaian putusan pengadilan Korea Selatan yang meminta agar perusahaan-perusahaan Jepang membayar biaya kompensasi atas kerja paksa terhadap penduduk Korea pada masa perang silam.

Perdana Menteri Yoshihide Suga yang baru saja dinobatkan sebagai perdana menteri baru Jepang pada pertengahan September lalu, serta Presiden Korea Selatan Moon Jae In telah setuju untuk mempercepat negosiasi untuk persetujuan awal dalam melanjutkan perjalanan bisnis melalui perbincangan melalui saluran telepon pada 24 September lalu.

Menurut Organisasi Pariwisata Nasional Jepang, pada tahun 2019, sekitar 5,8 juta penduduk Korea Selatan mengunjungi Jepang, jumlah terbesar kedua setelah Cina yang berada di angka 9,59. Dari jumlah tersebut, 310.000 orang pengunjung dari Korea Selatan datang dengan tujuan bisnis.

Jepang yang sebelumnya melakukan pembatasan perjalanan bagi penduduk asing pada Februari lalu untuk mencegah penyebaran virus corona, mulai membuka kembali pembatasan perjalanan sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan sektor ekonomi lokal.

Sejak September lalu, Jepang telah melonggarkan pembatasan perjalanan dengan memperbolehkan penduduk asing dengan status kependudukan dan baru-baru ini, Jepang mulai memperbolehkan masuknya penduduk asing atas alasan perjalanan bisnis jangka pendek. Perjalanan jangka panjang pun diperbolehkan asalkan para penduduk asing ini melakukan tindakan pencegahan atau karantina yang relevan. Meskipun begitu, turis masih dilarang masuk ke Jepang hingga kini.