Berita Jepang | Japanesestation.com

Pada Juli 2019, studio animasi Jepang Kyoto Animation mengalami serangan pembakaran mengerikan yang menyebabkan 36 orang tewas dan 33 luka-luka. Akibat insiden pembakaran tersebut, para korban dan studio dibanjiri dukungan dari warga domestik maupun internasional. Insiden tersebut juga memicu perkembangan di bidang perawatan transplantasi kulit untuk luka bakar yang luas.

Dengan luka bakar yang terjadi pada lebih dari 93 persen kulitnya, pelaku pembakaran Kyoto Animation dijadikan subjek dari eksperimen perawatan di mana sisa kulitnya sendiri digunakan untuk membiakkan kulit pengganti. Meskipun konsep itu sendiri tidak sepenuhnya baru, jumlah kulit yang harus dibudidayakan sangat besar, dan pengetahuan yang diperoleh dalam proses tersebut kini telah digunakan untuk menyelamatkan nyawa orang lain melalui perlakuan yang sama.

Studio Kyoto Animation #1 yang terbakar. (soranews24.com)

Pada 16 April, Tottori University Hospital’s Emergency and Critical Care Center berhasil menyelamatkan seorang pria paruh baya yang 95 persen kulitnya mengalami luka bakar. Setelah menerima cangkok kulit yang dikultur dari sampel jaringan kulit yang tersisa, pasien dapat pulih meskipun situasinya parah. Keberhasilan kedua dari prosedur baru ini jelas menjadi tonggak penting karena Dr. Takahiro Ueda, spesialis yang bertanggung jawab atas perawatan korban luka bakar di Rumah Sakit Universitas Tottori berkomentar “Saya yakin perawatan ini sekarang telah ditetapkan secara obyektif mengingat ini kejadian sukses kedua."

Ventilator pasien telah dilepas dan sekarang dapat berbicara tanpa bantuan medis tambahan. Meskipun perawatan yang menyelamatkan nyawa ini dimulai dari serangkaian operasi yang dilakukan terhadap pelaku pembakaran Kyoto Animation, semoga perawatan ini semakin dapat diterapkan oleh korban luka bakar lainnya dalam waktu dekat ya!