Berita Jepang | Japanesestation.com

Dengan meninggalnya legenda komedian Jepang, Ken Shimura karena komplikasi infeksi COVID-19, semua orang telah menilik kembali begitu banyak prestasi beliau dalam musik, komedi, dan hiburan pada umumnya. Salah satu yang unik adalah tweet dari Japan Rock Paper Scissors Society (Nihon Janken Kyokai) yang mengangkat pengaruh Shimura yang paling diabaikan namun terbesar pada budaya Jepang. Biasanya akun Twitter ini tidak memposting apa pun selain "rock (gu)", "scissors (choki)", atau "paper (pa)" sekali dalam sehari, tetapi kemarin rutinitas itu berubah karena pengumuman yang sangat spesial.

Tweet di atas berbunyi:

Ini adalah pertama kalinya kami memposting sesuatu selain batu, gunting, atau kertas. Tidak ada alasan lain bahwa Jan-Ken-Pon telah diketahui begitu luas di Jepang dikarenakan gagasan Ken Shimura tentang 'Saisho wa gu.' Kami pernah berinteraksi secara tidak langsung dengannya melalui radio sekali, dan ingin mengucapkan terima kasih atas semua tawa yang beliau berikan. Kami berdoa untuk kebahagiaannya. "

 

Di Jepang, dimana permainan ini lebih di kenal dengan nama "Janken," setidaknya pasti pernah dimainkan walau sekali oleh masyarakat Jepang yang berusia mulai dari 2 hingga 102 tahun. Sembari mengucapkan frase secara berirama "Saisho wa gu, janken pon! (Pertama adalah batu, gunting, kertas!). Ada juga variasi, seperti "Saisho wa gu, janken poi!" Atau versi panjangnya Saisho wa gu, matamata gu, Ikariya Chosuke atama ga pa, seigi wa katsu, janken pon! (Pertama adalah batu, dan sekali lagi adalah batu, kepala Chosuke Ikariya adalah kertas, keadilan menang, batu, gunting, kertas!).

Ken Shimura dan Kontribusinya yang Besar pada Permainan Jan Ken Pon di Jepang
Jan-Ken-Pon (https://soranews24.com/2020/04/01/ken-shimura-remembered-for-his-huge-contribution-to-the-game-rock-paper-scissors-in-japan/)

Masuk akal karena sebelum melemparkan bentuk tangan mereka, semua orang mulai dengan kepalan tangan tertutup atau "batu." Dan ketika dinyanyikan oleh semua anggota, itu memastikan pertandingan yang adil dan tersinkronisasi. Dan seperti yang ditunjukkan Japan Rock Paper Scissors Society, frasa ini, yang tampaknya setua permainan itu sendiri, sebenarnya diciptakan, atau setidaknya dipopulerkan, oleh Ken Shimura.

 

Ungkapan ini muncul sekitar tahun 1970 dalam sebuah sketsa berjudul Janken Duel dari acara Hachi-Ji Da Yo! Zenin Shugo yang menampilkan Ken Shimura dan bandnya The Drifters. Reaksi anak-anak di antara hadirin menunjukkan betapa menariknya hal itu, menyebar di sekitar halaman sekolah dan keluarga di seluruh negeri.

Menurut sebuah wawancara Shimura dengan grup pop SMAP, permainan ini dikembangkannya sembari minum dengan beberapa teman. Suatu malam mereka memutuskan untuk bermain jan-ken-pon, untuk melihat siapa yang akan membayar minuman. Namun, semua orang terlalu leha-leha untuk bermain dengan benar dan terus membuang waktu bersama. Jadi pada akhirnya Shimura harus memegang tangan semua orang dan dengan demikian menciptakan frase "Saisho wa gu, janken pon!"

 

Namun, seperti yang ditunjukkan oleh reaksi online, banyak orang tidak pernah tahu kata-kata ini menuju kembali ke almarhum Ken Shimura.

Ken Shimura menciptakan saisho wa gu?! Satu lagi alasan mengapa beliau merupakan pria yang hebat."

"Pertama saya dengar tentang ini ..."

"Kami sering mengikuti Duel Janken di sekolah, tentu saja tanpa menuangkan barang ke celana kami."

"Tidak semua orang tahu ini?"

"Mudah-mudahan, kematian Shimura akan mempengaruhi tindakan anti-infeksi dan juga hidupnya dipengaruhi saisho wa gu.'"

"Ada Masyarakat Gunting Kertas Jepang?"

"Aku tidak pernah tahu itu, tetapi aku benar-benar bisa mempercayainya. Saya pikir semua orang mendapatkannya dari Hachi-Ji Da Yo! "

Tidak banyak orang yang menciptakan sebanyak beliau. Istirahat dengan damai."

 

Meskipun Shimura tidak lagi bersama kita, jejak yang ditinggalkannya di permainan kuno ini akan berlanjut dan mungkin bahkan lebih lama dari semua orang di Bumi saat ini. Semoga dengan mengetahui beliau meninggalkan kita dengan warisan sebesar itu, pada akhirnya membantu dia tenang disana.