Berita Jepang | Japanesestation.com

Nagasaki dikenal sebagai salah satu lokasi jatuhnya bom di masa Perang Dunia Kedua, namun, Nagasaki juga menjadi salah satu pusat perdagangan Jepang dengan negara barat sejak tahun 1500. Portugis dan Belanda menjadi negara yang memberikan pengaruh paling kuat lewat perdagangan, misalnya keberadaan tempura dan castella di bidang kuliner. Selain kuliner, budaya barat juga punya pengaruh yang kuat dalam bidang arsitektur.

Kawasan Dutch Slope di Nagasaki yang kental dengan sentuhan gaya Belanda
Kawasan Dutch Slope di Nagasaki yang kental dengan sentuhan gaya Belanda (Japan National Tourism Agency).

Di Nagasaki, ada jalan dengan aspal batu dan rumah-rumah tua bergaya barat bernama namanya Dutch Slope. Berada di kawasan Dutch Slope ini akan membawamu menyelam ke pesona sejarah masa lampau. Kamu bisa melihat kediaman keluarga yang terawat dengan perabotan asli yang masih utuh. Lantai satu Higashi Yamate 13 diisi dengan taman yang jadi surganya spot foto, tak lupa sambil menyesap kopi dan castella dari Nagasaki. Di Higashi Yamate 12, rumah bersejarah yang dulu menjadi kediaman konsulat Rusia dan Amerika ini menyimpan banyaknya catatan sejarah era Meiji.

Keindahan taman yang ada di Glover Garden
Keindahan taman yang ada di Glover Garden (Japan Guide).

Selain Dutch Slope, ada dua lagi lokasi bersejarah yang erat kaitannya dengan pertukaran budaya barat di Nagasaki, salah satunya adalah Glover Garden. Terletak di lereng bukit Minami Yamate, Glover Garden menyuguhkan pemandangan rumah kayu tertua di Jepang dan pemandangan taman yang indah di halaman kediaman Thomas Glover, seorang tokoh penting industrialisasi negeri sakura. Di area Glover Garden, ada dua kafe bernama Glover Cafe dan Jiyutei Cafe yang bisa kamu kunjungi. Nikmati indahnya bunga-bunga cerah di Glover Garden sambil menikmati minuman Banzai dari Nagasaki atau Tebiki Soda.

Gereja tua di Nagasaki yang bergaya arsitektur barat
Gereja tua di Nagasaki yang bergaya arsitektur barat (Nagasaki Churches Information Center).

Oura Church jadi lokasi ketiga sekaligus terakhir. Berdiri sejak tahun 1860-an, gereja yang memiliki nama asli Basilica of the Twenty-Six Holy Martyrs of Japan ini dibangun untuk menghormati sekelompok orang Kristen yang mati disalib di masa Toyotomi Hideyoshi. Gereja dengan bangunan gaya barat ini menjadi dinobatkan sebagai salah satu harta nasional oleh pemerintah Jepang pada tahun 1933 dan menjadi Situs Warisan Dunia di tahun 2018. Jika kamu ingin mempelajari tentang sejarah perkembangan agama Kristen di Jepang, kamu bisa mengunjungi museum yang ada di komplek bangunan Oura Church.

Apakah kamu sudah siap menjelajahi jejak pertukaran budaya barat di Nagasaki?

Artikel ini ditulis dari berbagai sumber.