Sisi Positif
Mayoritas pria dan wanita memandang sotsukon sebagai sesuatu yang positif dan presentase semakin berkembang seiring makin tuanya golongan umur responden.
Tingginya angka tersebut menunjukkan sementara beberapa orang tetap ingin “menikah” sepanjang hidup meerka, mayoritas dari kita pasti tahu jika kita tidak lagi mampu untuk melayani pasangan sepenuh hati. Karena itu, kamu bisa memilih “lulus” dan menjalani hidup baru bersama, atau mengakhirinya.
Kerugian Sotsukon
Agar sotsukon sukses, pasangan harus terbuka dan jujur dengan apa yang mereka mau dari sebuah hubungan. Keuangan adalah salah satu hal penting yang harus dibicarakan. Apakah salah seorang akan menanggung biaya hidup sehari-hari mereka, atau akan membayar dan mengurus hidup mereka masing-masing? Siapakah yang akan menganggung biaya sewa rumah?
Perceraian memastikan hak-hak keuangan pada setiap orang, dan hukum pun sudah memastikan bahwa kebutuhan tanggungan akan diurus oleh pasangan, sementara sotsukon tidak jelas statusnya. Karena itu, akan lebih baik jika pasangan yang ingin melakukan sotsukon untuk mendiskusikan hal tersebut dengan seorang pengacara untuk menghindari konflik.
Selain itu, hidup baru di antara pasangan juga berpotensi untuk mengundang cerita cinta baru kan? Bukankah ini malah bisa mengarah ke perceraian asli?
Menata Ulang Kehidupan Pernikahan
Jika dilihat sepintas, konsep sotsukon di mana pasangan tinggal bersama mirip dengan konsep jadul kateinai bekkyo (かていないべっきょ, 家庭内別居), yang berarti tinggal berjauhan namun tinggal satu atap. Bedanya, konsep ini diperuntukkan pada pasangan menikah yang membenci satu sama lain, namun tetap bersama karena alasan finansial. Beberapa pasangan malah menjadwal penggunaan dapur dan kamar mandi agar mereka tidak bertemu tanpa sengaja.
Sementara itu, sotsukon lebih “positif” dan memberi konsep bahwa pasangan dapat tinggal bersama tanpa penyesalan. Dan tentu saja, kehidupan pernikahan tidak seharusnya membuat orang melakukan hal ini. Namun, orang Jepang sangat serius dalam menjalankan peran mereka dalam hidup. Karena itulah, apakah memang lebih baik lulus dari pernikahan seperti ini dibanding bercerai?