Berita Jepang | Japanesestation.com

Jepang dikenal dengan etika dan norma sosialnya yang halus, banyak di antaranya tidak pernah tertulis secara resmi. Bagi orang lokal, kebiasaan ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Namun, bagi wisatawan, aturan-aturan ini bisa terasa membingungkan. Meski hampir mustahil untuk menghindari semua kesalahan kecil, memahami aturan dasar berikut dapat membantu kamu menjadi tamu yang lebih sopan dan dihargai saat berada di Jepang. Berikut, 10 etika tak tertulis di Jepang yang wajib kamu tahu:

1. Memberikan Uang Tunai

10 Etika Tak Tertulis di Jepang yang Wajib Kamu Tahu

Dalam bahasa Jepang, kata untuk uang adalah o-kane, bukan hanya kane. Awalan o- merupakan bentuk sopan, yang mencerminkan rasa menghargai mendalam terhadap uang, bukan hanya dalam cara ia diperoleh dan dibelanjakan, tetapi juga dalam cara ia diperlakukan. Hal tersebut diungkapkan dalam tata cara menyerahkan uang ke orang lain: memberikan uang langsung ke tangan seseorang bisa dianggap terlalu terburu-buru atau bahkan kurang sopan, terutama di tempat yang lebih formal. Karena itu selalu kita jumpai di sebagian besar restoran dan toko, tersedia baki kecil di meja kasir untuk menyerahkan uang tunai.

2. Ekspresi Kasih Sayang di Depan Umum

10 Etika Tak Tertulis di Jepang yang Wajib Kamu Tahu

Berpegangan tangan diperbolehkan, tetapi berpelukan, berciuman, atau bersandar pada pasangan di tempat umum, umumnya tidak dianjurkan. Ungkapan kasih sayang dianggap hal yang pribadi dan lebih pantas dilakukan di rumah. 

3. Etika di Permandian Umum

Saat berkunjung ke onsen atau sento, cuci dan bilas tubuh dengan bersih sebelum masuk ke kolam, dan ikuti arahan tata cara yang berlaku. Kolam hanya untuk berendam, bukan untuk membersihkan tubuh. Handuk tidak boleh masuk ke air; handuk kecil hanya untuk menutup tubuh, sementara handuk besar digunakan setelah selesai mandi. Pastikan tubuh dalam keadaan bersih sebelum masuk ke dalam kolam.

4. Tidak Perlu Memberi Tip

Biaya layanan (service charge) biasanya sudah termasuk ke dalam biaya, sehingga tidak ada budaya memberi tip. Bahkan, menawarkan tip bisa membuat staf merasa tidak nyaman atau bingung. Cara terbaik untuk menunjukkan apresiasi adalah dengan mengucapkan “arigatou gozaimasu” dengan tulus atau kembali lagi sebagai pelanggan tetap.

5. Tertib dalam Antrian

10 Etika Tak Tertulis di Jepang yang Wajib Kamu Tahu

Ketertiban sangat dijunjung di Jepang. Contohnya, di Tokyo, orang berdiri di sisi kiri eskalator dan berjalan di kanan; di Osaka justru sebaliknya. Perhatikan dan ikuti apa yang dilakukan orang-orang di sekitarmu. Jangan menyerobot antrean di eskalator dan jangan terburu-buru naik kereta jika masih ada antrean (terutama ketika penumpang masih dalam proses turun).

6. Etika Menggunakan Sumpit

Saat sedang makan, jangan menancapkan sumpit tegak lurus di atas nasi, karena menyerupai ritual pemakaman. Hindari juga memindahkan makanan langsung dari sumpit ke sumpit, karena hal ini sangat mirip dengan ritual kremasi, di mana anggota keluarga memindahkan tulang jenazah menggunakan sumpit.

Sebagian besar orang Jepang akan memahami bahwa itu hanya kesalahan yang tidak disengaja, tetapi mungkin akan menciptakan momen canggung. Jika ingin berbagi makanan, gunakan ujung sumpit yang berlawanan (sisi yang bersih), atau tawarkan piringnya agar orang lain bisa mengambil sendiri.

7. Hindari Menggunakan Parfum yang Terlalu Kuat

10 Etika Tak Tertulis di Jepang yang Wajib Kamu Tahu

Jepang menghargai kebersihan tanpa aroma menyengat. Parfum atau cologne yang terlalu kuat dianggap mengganggu, terutama di ruang tertutup. Deodoran ringan boleh digunakan, tetapi sebaiknya aroma tetap halus. Karena itu, mungkin kita pernah menemukan larangan menggunakan parfum saat akan makan di sebuah restoran.

8. Jangan Membuang Ingus di Tempat Umum

10 Etika Tak Tertulis di Jepang yang Wajib Kamu Tahu

Membuang ingus di tempat umum, apalagi di ruang tenang, dianggap tidak sopan, karena suaranya dianggap mengganggu dan dapat menyebarkan penyakit. Sebagian besar orang menunggu hingga bisa ke toilet atau tempat yang tidak ada orang lain. Memakai masker di Jepang juga umum dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan orang lain, terutama saat keadaan fisik kita kurang fit untuk menjaga kenyamanan satu sama lain.

9. Penggunaan Honorifik

Nama biasanya disertai dengan akhiran sopan seperti -san atau -sensei. Menyebut nama tanpa honorifik (yobisute) bisa dianggap tidak sopan, kecuali jika sudah sangat akrab. Jika ragu, gunakanlah -san, dan jika melakukan kesalahan, cukup ucapkan shitsurei shimasu (permisi/maaf), itu sudah sangat membantu.

10. Gunakan Dua Tangan

10 Etika Tak Tertulis di Jepang yang Wajib Kamu Tahu

Saat memberikan atau menerima kartu nama (meishi), kartu kredit, atau hadiah, gunakan kedua tangan. Gerakan sederhana ini menunjukkan rasa hormat dan perhatian. Memberikan dengan satu tangan bisa terasa kurang sopan, terutama dalam situasi formal. Bahkan di mini market (konbini), kamu akan melihat staf mengembalikan uang kembalian. Itu bukan sekadar kebiasaan, melainkan bagian dari etika budaya.

Seperti halnya bahasa Jepang, budaya Jepang menekankan hal-hal yang tidak diucapkan. Meski wisatawan mungkin sesekali melakukan kesalahan, yang terpenting adalah kerendahan hati, kesediaan untuk belajar, dan sikap menghargai. Dengan memahami kebiasaan ini, kamu dapat berinteraksi dengan lebih baik dan penuh hormat terhadap masyarakat Jepang. 

Sumber berita: https://blog.gaijinpot.com/

Sumber foto: envato