Berita Jepang | Japanesestation.com

Kalau kamu sedang berkunjung ke Kyoto, pasti kamu tidak asing dengan jenis kendaraan yang satu ini. Jinrikisha, becak tradisional yang ditarik oleh manusia ini menjadi salah satu ikon pariwisata di Kyoto selain para geisha di distrik Gion. Meski mirip dengan becak, jinrikisha ini hanya memiliki dua roda. Lalu apakah kamu tahu dengan beberapa fakta menarik seputar jinrikisha?

Kendaraan antar kota di zaman Meiji

Jinrikisha jadi salah satu sarana transportasi utama di era Meiji
Jinrikisha jadi salah satu sarana transportasi utama di era Meij (Old Photos of Japan).

Jinrikisha sudah mulai digunakan oleh penduduk Jepang sejak tahun1868, tepatnya di zaman Meiji. Di zaman itu, jinrikisha berperan sebagai salah satu alat transportasi utama yang mengantar penduduk ke kota lain. Meski keberadaan jinrikisha di masa lalu sangatlah penting, kini kendaraan yang terinspirasi dari kereta kuda ini sudah semakin jarang ditemukan, apalagi di pusat kota besar yang bukan jadi tempat wisata.. 

Nenek moyang becak di Indonesia

Shafu (orang yang menarik jinrikisha) sedang mengajak pengunjung berkeliling (Japan Photo Archiv).
Shafu (orang yang menarik jinrikisha) sedang mengajak pengunjung berkeliling (Japan Photo Archiv).

Nah, siapa sangka kalau kereta kuda nan unik dari Jepang ini adalah nenek moyang becak yang hadir di Indonesia. Menurut sejarah, jinrikisha tak hanya digunakan di Jepang saja, melainkan di berbagai negara Asia lainnya selama ratusan tahun. Kemudian, jinrikisha turut digunakan oleh orang-orang Eropa saat datang ke Asia. Di tahun 1941, sebuah kendaraan mirip jinrikisha yang bernama be-cia atau becak masuk ke Indonesia. Konon katanya, seorang warga Tiongkok-lah yang membawa jinrikisha ke Surabaya.

Jadi daya tarik wisata di Kyoto

Ada jasa tur keliling kota dengan jinrikisha (Japan Deluxe Tours).
Ada jasa tur keliling kota dengan jinrikisha (Japan Deluxe Tours).

Keberadaan jinrikisha bisa kamu temukan di beberapa kawasan wisata, terutama Kyoto. Keunikan dan fleksibilitasnya melewati jalan-jalan kecil menjadi daya tarik tersendiri untuk sektor pariwisata. Rute yang dilewati pun bebas, terserah kamu sebagai penumpang. Selain Kyoto, kamu bisa menjumpai jinrikisha di kawasan Asakusa, Kamakura, dan Hokkaido.

Harganya cukup mahal

Berkeliling sekitaran Tokyo dengan jinrikisha (Tokyo Cheapo).
Berkeliling sekitaran Tokyo dengan jinrikisha (Tokyo Cheapo).

Sebagai salah satu daya tarik pariwisata, tarif yang dikenakan untuk merasakan pengalaman naik transportasi tradisional ini bisa dibilang cukup mahal, loh. Untuk berkendara selama 15 menit, kamu perlu membayar sekitar 3.000 yen per-orang. Tapi tentu saja, harga ini sangat sebanding dengan pengalaman unik dan tenaga yang dikeluarkan untuk membawamu berkeliling bukan?

Apakah kamu tertarik untuk mencoba naik jinrikisha saat berlibur ke Jepang nanti?

Artikel ini ditulis dalam berbagai sumber.