Berita Jepang | Japanesestation.com

Musim memancing ikan menggunakan burung kormoran telah dimulai di Sungai Hijikawa di Kota Ozu pada tanggal 1 Juni. Jenis penangkapan ikan yang telah ada selama lebih dari 1300 tahun ini telah menghibur para penonton yang berkumpul untuk menyaksikan burung-burung laut yang terlatih menangkap ikan di malam hari.

“Semakin banyak orang yang mengatakan bahwa mereka telah menantikan pembukaan musim ini,” kata seorang nelayan burung kormoran, Toshikazu Inoue, 58 tahun.

Sekitar 120 orang yang berada di 14 kapal menyaksikan tangkapan pertama musim ini di bawah cahaya obor dari kapal-kapal nelayan.

Metode memancing tradisonal menggunakan ikan atau disebut dengan ukai (Asahi Shimbun)
Metode memancing tradisonal menggunakan ikan atau disebut dengan ukai (Asahi Shimbun)

Metode memancing tradisional menggunakan burung kormoran disebut dengan Ukai. Para nelayan menggunakan burung kormoran terlatih untuk menangkap ikan sungai seperti ikan ayu. Saat ini, ukai berlangsung pada bulan-bulan musim panas di sekitar selusin sungai di seluruh Jepang, termasuk Sungai Hijikawa

Menurut asosiasi pariwisata setempat, sungai Hijikawa adalah salah satu tempat paling populer untuk menyaksikan penangkapan ikan menggunakan burung kormoran di negara ini, bersama dengan sungai Nagaragawa di Prefektur Gifu dan sungai Mikumagawa di Prefektur Oita.

Namun, hanya di sungai Hijikawa para pengunjung dapat naik kapal pesiar yang melintas di samping perahu nelayan kormoran, yang memberikan pengalaman mendalam tentang seni tradisional ini.

Ukai dilakukan oleh para nelayan ahli dari atas perahu kayu panjang. Setiap nelayan memimpin sekitar selusin burung kormoran dengan tali pengikat yang berenang di samping perahu dan menyelam di bawah air untuk menangkap ikan dengan cara menelannya secara utuh. Ikan-ikan tersebut disimpan dalam kantong khusus di tenggorokan burung kormoran untuk diambil kemudian dan dicegah agar tidak tertelan oleh jerat di leher burung.

Para nelayan menggunakan obor sebagai pencahayaan sekaligus untuk menarik ikan (Japan Guide).
Para nelayan menggunakan obor sebagai pencahayaan sekaligus untuk menarik ikan (Japan Guide)

Setiap perahu membawa api besar untuk memberikan penerangan bagi para nelayan untuk mengarahkan dan burung-burung untuk menangkap ikan.

Pengunjung juga dapat menikmati perjalanan santai dengan perahu sepanjang 2,7 kilometer menyusuri sungai yang memakan waktu sekitar dua jam.

Memancing burung kormoran di Ozu sudah ada sejak zaman Edo (1603-1867). Namun, tradisi ini sempat menurun untuk sementara waktu sebelum dihidupkan kembali sebagai daya tarik wisata pada tahun 1957. Pada puncaknya, acara ini menarik sekitar 28.000 pengunjung setiap tahunnya.

Saat ini, ukai diadakan terutama sebagai daya tarik wisata. Kapal pesiar wisata khusus ditawarkan yang memungkinkan wisatawan untuk melihat dari dekat aksinya. Detailnya tergantung pada masing-masing lokasi, tetapi perahu biasanya beroperasi setiap hari selama musim panas kecuali ketika sungai memiliki tingkat air yang tinggi. 

Sumber: Asahi Shimbun dan Japan Guide.