Teman-teman pembaca JS pasti sudah tidak asing dengan kata “katana” kan? Ya, sebelum samurai Jepang mulai berperang dengan tanegashima (semacam senapan) pada 1543, para samurai Jepang berperang dengan menggunakan katana, pedang yang dikenal di seluruh dunia. Nah, kira-kira, bagaimana ya sejarah katana di Jepang? Yuk, kita telusuri!
Apa sih sebenarnya Katana itu?
Sebelum mempelajari sejarahnya, tentunya lebih baik mengenal katana-nya dulu kan? Nah, katana (刀 atauかたな) adalah salah satu varian pedang Jepang (日本刀 nihontō) yang digunakan oleh samurai Jepang. Katana dideskripsikan sebagai pedang dengan penampilan sempurna: sebuah pedang melengkung bermata satu berukuran sekitar 24-28 inci dengan hand-guard berbentuk bulat atau persegi dan pegangan panjang yang pas dipegang dengan dua tangan. Hand-guard atau tsuba ini biasanya dihiasi dengan berbagai simbol dewa serta tanda tangan atau mei pembuat pedang.
Nah mari masuk ke sejarahnya!
Masuknya Pedang ke Jepang
Ternyata, sebelum Jepang berhasil membuat katana pertama, pedang dibawa masuk ke Jepang dari Cina dan Korea. Nah, pada sekitar akhir abad ke-10, Jepang mulai memutus hubungannya dengan 2 negara tersebut dan mulai berdiri sendiri. Saat itu, samurai pertama Jepang pun mulai bermunculan dan Jepang pun mulai mencari cara untuk membuat pedang mereka sendiri.
Amakuni, Pembuat Katana Pertama Jepang?
Meski belum ada bukti yang jelas tentang siapakah yang mendesain katana hingga memiliki bentuk yang seperti sekarang, membuatnya berubah dari pedang “lurus” menjadi melengkung, berbahaya tapi indah. Ada legenda yang mengatakan bahwa Amakuni-lah pembuat pedang yang pertama kali membuat pedang seperti itu pada sekitar tahun 700 Masehi. Ia melihat banyak samurai yang kembali dari medan perang dengan pedang yang rusak, apalagi setelah melawan tentara Mongolia. Karena itulah Amakuni mulai membuat desain pedang samurai baru yang sulit dihancurkan. Dengan menggunakan bubuk besi, ia membuat pedang baru itu menjadi melengkung, lebih optimal digunakan untuk menebas musuh.
Nah, konon, Amakuni tidak meninggal lho. Mitos mengatakan bahwa ia menjadi immortal karena menyerap darah dari pedang-pedang yang ia buat.
Kejayaan dan Penggunaan Nama Katana
Nama “katana” sendiri mulai digunakan untuk mendeskripsikan pedang panjang (uchigatana) yang berbeda dengan tachi pada awal Zaman Kamakura (1185–1333). Di zaman ini pula, pembuatan katana meningkat pesat, bahkan era ini disebut dengan “Golden Age of Swordmaking.”
Penjualan pedang Jepang pun mencapai puncaknya pada Zaman Muromachi saat sekitar 200.000 pedang Jepang dikirimkan ke Dinasti Ming di Cina sebagai bentuk pertukaran resmi yang bertujuan untuk mengumpulkan merebut dan mengumpulkan seluruh produksi senjata Jepang dan mempersulit para perompak di wilayah tersebut untuk mempersenjatai diri dengan senjata jenis ini.
Nah, samurai dari tahun 1500-1600-an mulai merasa membutuhkan sebuah pedang yang bisa digunakan dalam pertarungan jarak dekat dan indoor. Karena itulah, uchigatana mulai didistribusikan bagi para samurai.
Seiring perang yang terus menerus, pedang bergaya uchigatana ini berkembang menjadi katana yang kita kenal selama ini, hampir menggantikan posisi tachi sebagai pedang nomor satu bagi samurai, terutama saat mereka tak mengenakan armor. Permintaan yang tinggi pun membuat berbagi jenis tachi diperpendek pada tahun 1500-1700-an untuk mengisi permintaan katana.
Sayangnya, seni pembuatan pedang pun perlahan menurun seiring masuknya bubuk mesiu dan digunakannya senapan sebagai senjata utama di garis depan perang. Menuju akhir zaman Muromachi, Keshogunan Tokugawa pun mulai mengontrol siapa saja yang dapat memiliki dan menggunakan pedang, mendefinisikan standar pedang nihontō.
Nasib Katana Setelah Perang Dunia II Hingga Kini
Setelah Perang Dunia II, pabrik pedang dan bela diri yang berhubungan dengan pedang dilarang di Jepang. Banyak pedang yang disita dan dihancurkan, dan para pembuat pedang tidak dapat mencari nafkah. Sejak 1953, para swordsmith pun diperbolehkan membuat pedang dengan aturan harus memiliki izin dan hanya mereka yang memiliki izin lah yang diperbolehkan memproduksi pedang Jepang (nihonto). Jumlahnya pun dibatasi, mereka hanya boleh memproduksi 2 pedang panjang (katana) per bulan, dan semua pedang harus terdaftar di catatan Pemerintah Jepang.
Sementara itu, swordsmith barat mulai memproduksi katana modern dengan menggunakan baja modern, seperti L6 dan A2. Pedang modern ini dibuat serupa dengan bentuk dan ukuran katana Jepang dan digunakan para ahli bela diri untuk iaidō dan Latihan memotong (tameshigiri).
Pedang-pedang seperti iaitō dan shinken dalam bentuk katana pun diproduksi besar-besaran dan tersedia di berbagai negara, meski Cina-lah yang mendominasi. Pedang-pedang ini dibuat dengan berbagai metode berbeda.
Nah, itulah sejarah di balik katana, pedang samurai Jepang yang terkenal!
Sumber: