Prefektur Shimane terkenal dengan sejarah samurainya. Tepat di sebuah kota bernama Matsue terdapat parade prajurit Musha Gyoretsu, yang diadakan pada hari Sabtu pertama bulan April untuk memperingati berdirinya Kota tersebut. Kota Matsue yang seperti sekarang ini tidak akan ada tanpa Horio Yoshiharu, seorang penguasa feodal yang sangat penting dalam memindahkan pusat kekuasaan regional ke Matsue.
Para prajurit berpakaian seperti Horio Yoshiharu dan tokoh sejarah lainnya dengan jumlah puluhan orang berparade di Matsue. Tanggal yang bertepatan dengan musim melihat bunga sakura dan hubungannya yang kuat dengan sejarah kota tersebut, menjadikan parade ini sebagai festival musim semi yang wajib dikunjungi di Shimane.
Sejarah Klan Horio dan Horio Yoshiharu
Dahulu kala Klan Horio memerintah Shimane timur dan Kepulauan Oki pada tahun 1600. Untuk mendorong perkembangan ibu kota dengan lebih baik, mereka memutuskan untuk membangun sebuah kastil di dekat Danau Shinji dan menjadikan daerah ini sebagai pusat kekuasaan daerah.
Horio Yoshiharu mengawasi pembangunan Kastil Matsue tetapi meninggal sebelum pembangunannya selesai. Putra Horio Yoshiharu mengambil alih wilayah tersebut setelahnya tetapi kemudian meninggal pada tahun 1633 tanpa ahli waris. Hal ini menyebabkan kekuasaan daerah berpindah ke marga lain. Meskipun pemerintahannya singkat, sejarah mengingat klan Horio dan Horio Yoshiharu sebagai pendiri Matsue.
Festival Parade Samurai
Parade Prajurit Musha Gyoretsu berlangsung selama festival musim semi di Kastil Matsue, yang diadakan dari akhir Maret hingga pertengahan April. Pertunjukan Taiko (gendang) dan acara lainnya berlangsung dari hari-hari sebelumnya hingga, selama hingga setelah pawai. Jam buka kastil ini juga diperpanjang di sekitar periode tersebut, memberi pengunjung kesempatan untuk menikmati bunga sakura di malam hari.
Acara pawai biasanya diadakan pada sore hari di Sabtu pertama bulan April. Meskipun demikian, acara dapat dibatalkan atau ditunda jika terjadi cuaca buruk.
Parade Prajurit Musha Gyoretsu mewakili klan Horio dan tentara mereka yang pindah ke Matsue. Arak-arakan peserta berangkat dari Kastil Matsue dan berputar-putar di sekitar lingkungan terdekat sebelum kembali ke halaman kastil.
Peserta yang memerankan Horio Yoshiharu, istri dan anak-anaknya menjadi sorotan pawai, tetapi kelompok-kelompok yang menampilkan prajurit pria dan wanita juga menarik perhatian dengan senjata penyangga, pedang, naginata (sejenis tombak), dan senjata lainnya.
Selain itu terdapat juga kelompok parade lainnya termasuk wanita yang mengenakan kimono kuno dan anak-anak yang memainkan alat musik tradisional atau berbaris sambil mengenakan baju besi. Kelompok anak-anak sendiri secara historis tidak dimasukkan ke dalam medan perang di masanya, tetapi mereka bergabung ke dalam Musha Gyoretsu sebagai bagian dari sebuah tradisi.