Berita Jepang | Japanesestation.com

Bagi sejumlah fans, cosplay bisa jadi salah satu cara menyenangkan untuk menegkspresikan betapa cintanya mereka terhadap suatu karakter. Para fans non-cosplayer juga pasti bakal senang melihat para cosplayer ini, karakter favorit yang mereka jadikan waifu dan husbando serasa jadi nyata! Namun, ada satu isu yang sedari dulu masih membayangi aktivitas cosplay, isu copyright alias hak cipta saat dijadikan ladang penghasilan.

Ya, layaknya doujinshi atau fanwork dari sebuah seri dengan hak cipta, cosplay juga dianggap berada di ranah abu-abu. Jadi, misalnya nih, seorang cosplayer mengenakan kostum Nezuko dari Kimetsu no Yaiba, dan ia menjual foto-fotonya dalam bentuk photobook atau menjual kostumnya, ada saja yang bilang bahwa ia melanggar hak cipta. 

cosplayer jepang hak cipta japanesestation.com
Cosplayer (pakutaso.com)

Dan baru-baru ini, dikutip dari situs Nikkan Sports dan Soranews24, pemerintah Jepang berencana untuk membuat undang-undang dan peraturan terkait mengurangi ambiguitas dalam undang-undang hak cipta Jepang saat ini. Nah, dalam aturan tersebut memang disebutkan kalau cosplay non-profit tidak akan terpengaruh, foto-foto cosplay yang diunggah ke media sosial dan para cosplayer yang menghasilkan uang dari even-even cosplay bisa saja melanggar copyright.

Kendati demikian, hukum dan aturan tersebut belum diresmikan dan kini, pemerintah tengah berdiskusi dengan cosplayer profesional seperti Enako, salah satu cosplayer populer yang dikenal dengan sumber penghasilannya dari cosplay sekaligus ambassador bagi Cool Japan.

Nah, apa kata Enako? Berikut cuitannya!

“Aku pikir ada sedikit kesalahpahaman terkait informasi yang menyebar saat ini tentang hak cipta cosplay, tapi sebenarnya artikel ini mudah dimengerti. Aku juga telah berdiskusi dengan Menteri Inoue dan kami tengah mencari cara untuk menjaga hak cipta tanpa mengganggu kultur cosplay saat ini.”

Ia juga berbicara tentang potensi foto non-profit dengan pelanggaran copyright.

“Selain itu, aku tidak pernah mendengar tentang larangan unggahan foto ke media sosial seperti yang ditulis dalam artikel lain, jadi aku masih ingin mencari kebenarannya.

Aku juga sebenarnya bukanlah orang yang tepat unruk memberi pernyataan terkait isu ini, namun secara pribadi, aku berharap perubahan tersebut tak akan mengubah ungahan media sosial dan aktivitas fan-made jika cosplay tersebut non-profit.”

Dan di dalam artikel yang disematkan Enako, ada kalimat sebagai berikut:

“Cosplay non-profit tidak melanggar hak cipta, namun mengunggah foto-foto ke situs membership-based exchange seperti Instagram atau menerima remunerasi di acara-acara tertentu mungkin bisa melanggar hak cipta.”

Memang, penyebutan Instagram sebagai sebuah situs “membership-based exchange” sedikit aneh, tapi diharapkan ke depannya akan ada klarifikasi.

Enako juga memberikan pengalaman pribadinya terkait masalah ini. 

“By the way, aku juga pernah mengatakan sebelumnya berulang kali bahwa saat aku tampil di TV, di even, atau hal-hal lainnya yang menghasilkan uang, aku selalu memperhatikan copyright dan tak pernah meng-cosplay-kan karakter dari seri dengan hak cipta, namun menggunakan outfit orisinal yang aku buat sendiri. Dan setiap aku menggunakan kostum dari seri resmi, aku akan melakukannya setelah mendapatkan izin dari pemilik resminya.”

Berat juga ya? Tapi nampaknya mayoritas netizen Jepang mendukung Enako dan undang-undang tersebut lho!

“Hal ini sangat penting.”

“Wah, sepertinya sangat berat. Kami mendukungmu, Good luck.”

“Mari berdoa agar semua kesalahpahaman ini berjalan dengan baik.”

“Terima kasih telah menolong kami dari kesalahpahaman peraturan ambigu ini dan membuat sebuah lingkungan di mana para cosplayer bisa tenang dan tidak terkena masalah copyright.”

“Aku sangat bangga karena memiliki cosplayer seperti Enako sebagai perwakilan dari negara kita. Berkatnya, pemerintah pun memikirkan para cosplayer.”

Dan seperti sudah disebutkan di atas, undang-undang ini masih belum resmi. Jadi, kita berdoa saja ya agar undang-undang tersebut dapat melindungi para cosplayer non-profit dari perusahaan yang menuntut mereka atas hak cipta hanya karena mengenakn kostum dan mengunggahnya ke media sosial atau digunakan saat datang ke even-even cosplay untuk bersenang-senang saja. Kita lihat saja nanti bagaimana keputusannya!