Berita Jepang | Japanesestation.com

mannequin_face Mau mendapatkan 50.000 Yen (550 $) per hari? Jika kalian memiliki perut yang kuat, kalian mungkin mempertimbangkan pekerjaan paruh waktu mencuci mayat di Jepang. Rumor tentang keberadaan pekerjaan mencuci mayat yang menguntungkan sudah beredar di kampus-kampus Jepang selama lebih dari 50 tahun. Untuk sebagian besarnya, kisah-kisah ini dianggap sebagai legenda urban, dan sebagian besar bukti menunjukkan bahwa kesempatan kerja tersebut benar-benar tidak ada. Jika ada, sulit untuk ditemukan karena tidak diiklankan secara terbuka dan hanya bisa didengar melalui mulut ke mulut. Meski demikian, sesuai dengan kabar di jalanan, pekerjaan sementara ini dapat ditemukan di berbagai fasilitas medis dan universitas yang menyimpan pasokan mayat untuk tujuan pendidikan. Tubuh mayat tersebut, yang merupakan milik para individu yang telah menyumbangkan diri untuk ilmu pengetahuan, perlu dicuci sebelum dapat digunakan sebagai spesimen dalam kelas pembedahan manusia. Para pekerja sementara dipekerjakan untuk melakukan tugas pembersihan mayat yang tentunya kurang menyenangkan. Beberapa teori menghubungkan asal-usul rumor tentang pekerjaan tersebut ke cerita pendek tahun 1957 dari penulis yang diakui dunia internasional Kenzaburou Ooe, berjudul "Lavish Are The Dead" (Shisha no Ogori). Dalam cerita itu, yang Ooe tulis saat berkuliah di Universitas Tokyo, berkaitan tentang beberapa mahasiswa karyawan yang bertugas mentransfer mayat dari satu kolam cairan pengawet ke kolam yang lain. Meskipun karya Ooe adalah fiksi, ada beberapa spekulasi bahwa pekerjaan yang ditampilkan dalam cerita itu sebenarnya didasarkan pada fakta (atau bahkan desas-desus). Teori lain menunjukkan rumor tentang pekerjaan ini telah ada sebelum Ooe menulis cerita pendek itu. Selama Perang Korea, pekerjaan pembersih mayat dikabarkan berlimpah di sekitar pangkalan militer Amerika Serikat tertentu di Jepang, di mana sisa-sisa mayat tentara AS yang gugur diambil untuk identifikasi dan pembalseman sebelum menempuh perjalanan pulang ke rumah mereka. Rumor serupa juga tampaknya telah menjadi hal umum selama era Perang Vietnam. Pada tahun 1995, penulis dan dokter Yoichi Nishimaru menerbitkan sebuah esai yang memeriksa sejarah urusan mayat militer AS di Jepang. Esai ini mencakup kutipan oleh petugas kamar mayat yang menyangkal keberadaan dari lowongan kerja pencuci mayat bagi warga sipil Jepang. Namun, rumor tersebut tampak hidup dan sehat. Berbagai universitas dilaporkan menerima panggilan telepon sesekali dari orang yang mencari pekerjaan sementara pembersihan mayat. Meskipun sebagian besar dari panggilan ini tampaknya adalah panggilan palsu, ada beberapa panggilan dari para pencari kerja yang serius juga.