Hone Onna mempertahankan cinta abadi mereka yang bertahan lama meski daging mereka telah membusuk. Membuat mereka untuk ingin terus bertemu dengan orang yang mereka kasihi meskipun mereka telah mati. Hantu-hantu ini muncul seperti penampakan mereka pada saat masih hidup yang biasanya merupakan seorang wanita cantik dan muda. Hanya mereka yang tidak dikuasai oleh cinta atau memiliki keyakinan agama yang kuat yang mampu melihat penyamaran hantu ini. Penampakan aslinya, hone onna adalah hantu wanita yang hanya berupa tulang yang telah membusuk.
Pada malam hari, hone onna muncul dari kuburan dan mengembara ke rumah mantan kekasihnya. Kehadirannya adalah kejutan besar bagi mereka yang percaya dia telah mati. Namun kejutan ini dengan cepat berubah menjadi kegembiraan yang membutakan mereka dan tidak menyadari bahwa ada yang salah. Bahkan hantu ini juga biasanya tidak mengetahui bahwa dia telah mati. Karena ia hanya didorong oleh cinta dan sebagai hantu pun ia ingin melanjutkan cinta yang dia miliki semasa hidupnya. Dia menghabiskan malam dan pergi di pagi hari. Setiap malam dia akan menyedot semangat hidup kekasihnya yang akhirnya akan jatuh sakit dan melemah. Tujuannya agar kekasihnya itu juga akan meninggal dan akhirnya bisa bersatu selamanya.
Dalam banyak kasus, seorang teman atau pelayan dari pria yang didatangi hone onna akan melihat sosok aslinya dan mengingatkan pria tersebut mengenai identitas asli hantu yang haus cinta itu. Meskipun kekasih manusianya akhirnya sadar akan kebenaran tersebut, hantu itu tidak pernah menyadari kondisinya dan terus mengunjungi pria yang dicintainya setiap malam.
Sebuah rumah dapat dijaga dengan doa dan pesona magis agar tidak dapat dimasuki oleh hantu, tetapi mantra ini hanya bekerja apabila tuan rumah menginginkannya. Ketika tubuhnya semakin membusuk, daya tarik hone onna yang mempesona akan meningkat, sehingga akhirnya kebanyakan pria menyerah dan membiarkannya masuk ke rumah mereka untuk terakhir kalinya, yang berujung mengorbankan hidup mereka sendiri ke hantu wanita yang mereka cintai.
(featured image: Felix Zhang)