Sebuah perusahaan iklan terkenal di Jepang, Dentsū, mengumumkan bahwa total pengeluaran iklan di Jepang pada tahun 2020 turun sebesar 11,2% dari tahun 2019 menjadi ¥6,16 triliun. Ini merupakan penurunan pertama kalinya sejak tahun 2011 dimana Gempa Tohoku melanda Jepang.
Banyak acara dan kampanye penjualan yang ditunda hingga dibatalkan akibat pandemi Covid-19 ini, hal ini juga berdampak pada penurunan penjualan yang sebanding dengan penurunan sebesar 11,5% pada tahun 2009 setelah krisis keuangan global.
Total pengeluaran untuk iklan dibagi menjadi tiga kategori:
1. Empat media massa (TV, radio, majalah, surat kabar)
2. Iklan di internet
3. Media promosi acara
Dari ketiganya, pengeluaran untuk media massa mengalami penurunan selama enam tahun berturut-turut, turun sebesar 13,6% dari tahun ke tahun menjadi ¥2,25 triliun. Untuk media televisi mengalami penurunan sebesar 11,0% menjadi ¥1,66 triliun, kemudian media radio turun 15,4% menjadi ¥0,11 triliun, media majalah turun 27,0% menjadi ¥0,12 triliun, dan surat kabar turun sebesar 18,9% menjadi ¥0,37 triliun.
Di sisi lain, pengeluaran iklan Internet mengalami kenaikan sebesar 5,9% dari tahun ke tahun menjadi ¥2,23 triliun. Sektor periklanan di internet merupakan yang paling cepat pulih dari media lain meski juga sempat mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19.
Mayoritas iklan Internet ditargetkan berdasarkan riwayat penelusuran pengguna. Hal ini naik sebesar 9,7% menjadi ¥1,46 triliun, didorong juga oleh peningkatan penggunaan media sosial dan layanan streaming video oleh konsumen yang saat ini lebih sering berada di rumah.