Berita Jepang | Japanesestation.com

Jumlah keanggotaan yakuza di Jepang memang makin menurun setiap tahunnya. Hal yang sama pun terjadi pada Kudo-kai, sebuah sindikat kriminal yang berbasis di Kitakyushu. Keanggotaan kelompok yakuza Kudo-kai menurun hingga 260 orang saja pada akhir 2019, hampir separuhnya dari 540 orang pada akhir 2013 silam sebelum Kepolisian Prefektur Fukuoka menciduk anggota seniornya. Penangkapan para anggota senior ini membuat anggota yakuza lain kehilangan rasa persatuannya dan perlahan mulai meninggalkan gang. Nah, salah satu mantan anggota Kudo-kai pun membagikan pengalamannya saat ia memutuskan untuk meninggalkan kelompoknya pada Mainichi Shinbun, ia bahkan meminta agar “junior-juniornya” mengikuti jejaknya.

Pria berusia 40 tahun ini bergabung dengan Kudo-kai setelah diperkenalkan oleh seseorang yang ia temui di penjara. Saat itu, umurnya sekitar 20-tahunan dan meski sebenarnya ia tak terlalu ingin jadi yakuza, ia berpikir kalau hidup sebagai yakuza mungkin menarik.

Ilustrasi yakuza (nippon.com)

Ia pun mulai mempelajari bagaimana cara untuk menagih hutang dalam bisnis penjualan stimulan ilegal dengan melihat seniornya melakukannya. Tak lama kemudian, ia kembali ditangkap polisi, meski sebenarnya penjara malah membuat koneksinya bertambah luas dan dapat melakukan bisnis haramnya dengan mudah hingga ia bebas. Saat bisnisnya sedang bagus, ia bisa meraup uang hampir 2 juta yen setiap bulannya ( sekitar 284 juta rupiah) dan ia pun dapat membeli dan berganti-ganti mobil mewah kapan pun ia mau.

“Jika kamu menjual beberapa pak stimulan, mobil mewah bukanlah sebuah mimpi belaka,” ujarnya.

Namun, hari-hari indahnya sebagai yakuza hancur saat pihak kepolisian mulai menahan anggota senior gang-nya. Pada 11 September 2014, Satoru Nomura (73), bos besar Kudo-kai ditahan akibat dugaan pembunuhan dan keterlibatannya dalam penembakan seorang mantan kepala koperasi perikanan pada tahun 1998 silam. Berita ini pun membuat anggora Kudo-kai panik meski percaya bahwa ia akan segera dikeluarkan dari penjara.

Anggota Kudo-kai pun berpikir bahwa penangkapan itu merupakan pembalasan atas penembakan tahun 2012 terhadap seorang mantan inspektur polisi yang ditugaskan untuk menyelidiki kelompok tersebut. Namun, Nomura benar-benar didakwa oleh penyidik dan perlahan, satu persatu kasus penembakan di kota mulai terungkap. Kali ini, keseriusan polisi benar-benar terlihat.

yakuza Jepang mantan japanesestation.com
Seorang mantan yakuza dari grup Kudo-kai membagikan pengalaman hidupnya setelah lepas dari katan yakuza di Distrik Hakata di Fukuoka pada 23 Agustus 2020 (mainichi.jp)

Tak lama setelah atasannya diciduk, pria ini embali dipenjara atas keterlibatannya dalam berbagai kasus penjualan stimulan. Melihat anggota lain mengundurkan diri satu persatu, pikiran untuk melakukan hal yang sama pun muncul untuk pertama kalinya. Beberapa staf top organisasi yang dikenal sebagai pembuat keputusan utama pun mulai ditangkap, dan penyitaan yang lebih ketat membuat para bos yang tersisa mulai kesulitan keuangan. Ia pun mulai berpikir jika nanti ia ke luar dari penjara, tak akan ada orang yang bisa ia ikuti.

Saat itulah ia menerima sebuah surat dari ibunya yang tak mau lagi mengakuinya. Kata-katanya sangat kasar: "Karena orang seperti kau, keluarga ini tak dapat hidup normal lagi. Matilah! Aku juga ingin membunuh diriku sendiri.” Meski kasar, ia malah menangis setelah membaca kalimat berikutnya, “Tapi kau adalah putraku. Meski aku membencimu, aku menyayangimu.” Ia pun melihat para tahanan yang lebih tua tengah menantikan cake castella dan biskuit yang hanya bisa ia makan sebulan sekali, dan mulai melihat masa depan yang sama jika ia tetap menjadi seorang anggota yakuza. Ia pun menyadari bahwa ini adalah satu-satunya kesempatan untuk mengulang kembali hidupnya, dan akhirnya pergi ke kepolisian prefektur untuk mendapatkan dukungan dalam meninggalkan dunia yakuza.

yakuza Jepang mantan japanesestation.com
Seorang mantan yakuza dari grup Kudo-kai membagikan pengalaman hidupnya setelah lepas dari katan yakuza di Distrik Hakata di Fukuoka pada 23 Agustus 2020 (mainichi.jp)

Setelah bebas, ia mulai bekerja pada musim gugur 2019 di sebuah perusahaan pengiriman. Saat ia menjadi yakuza, ia selalu diharapkan untuk mematuhi bosnya dan dalam situasi yang berbahaya, ia harus mempertaruhkan nyawanya atau ditahan demi grupnya. Ia percaya bahwa hal itu merupakan hal terbaik untuk menghadapi dunia. Namun, kini ia tal perlu lagi merasa ketakutan karena dikejar-kejar polisi dan menerima upah bulanan sebagai seorang supir. Ia pun merasa sangat senang setelah berhasil berangkat bekerja menggunakan mobil setelah menghabiskan waktunya berjalan kaki atau mengendarai sepeda.

Saat sang ibu berkata, “Aku ingin melihat cucuku. Aku akan hidup untuk waktu yang lama!” ia merasa sangat bahagia. Kini, sudah 6 tahun berlalu sejak kepolisian memulai taktik mereka. Grup di mana ia bernaung dan mengucapkan sumpah setianya dulu pun semakin hancur saja. Dan di akhir ceritanya pada Mainichi, ia pun menitipkan pesan bagi para anggota yakuza yang masih bertahan dalam Kudo-kai dan mulai bertanya-tanya apakah yang harus mereka lakukan.

“Carilah jalan hidup lain,” tutupnya.