Berita Jepang | Japanesestation.com

Tempat kita tinggal memang dibentuk oleh bagaimana cara kita hidup. Tak percaya? Lihat saja, dengan adanya pandemi virus corona kini, cara kita hidup pun mulai berubah, yang otomatis berpengaruh ke tempat yang kita tinggali. Mungkin saja ada banyak hal yang mungkin baru kita sadari saat mulai work from home kan? Nah, hal tersebut juga terjadi di negara lain, seperti Jepang. Ingin tahu bagaimana virus corona mengubah arti rumah dan hidup para pemilik rumah di Jepang? Begini ceritanya.

Sebelum virus corona menyerang, rumah adalah tempat kita tinggal dan beristirahat. Namun, kini rumah adalah tempat istirahat sekaligus tempat kerjamu yang harus dibuat senyaman mungkin untuk keduanya.

Nah, bagi mereka yang tinggal di “tower mansion,” kondominium pencakar langit dengan harga sewa tinggi yang praktis dan terletak dekat dengan pusat bisnis kota, perubahan ini paling terasa. Sebelumnya, karena sering berada di luar rumah, mungkin mereka tak akan pernah menyadari bahwa betapa tipisnya tembok di mansion itu, membuat suara dari tetangga sebelah dapat terdengar dengan mudahnya. Kini, saat mereka harus berada di rumah dari pagi hingga malam, mereka akan menyadarinya. Kalau sudah begini, apa yang bisa mereka lakukan?

rumah Jepang gratis japanesestation.com
Ilustrasi rumah di pedesaan Jepang (rethinktokyo.com)

Mungkin, jika mereka bisa memutar waktu, mereka akan memilih opsi yang selama ini tidak terpikirkan: membeli sebuah rumah untuk satu keluarga di daerah pinggiran kota atau pedesaan, di mana lingkungan sekitarnya sangat tenang dan tipisnya tembok tak akan membatasi gerak-gerikmu. Selain itu, rumah di daerah pinggiran kota atau pedesaan memiliki harga lebih murah!

Dan sepertinya, memang mulai banyak penduduk kota besar yang memikirkan untuk pindah. Pasalnya, menurut laporan dari Shukan Post, kini pasar tower mansion menurun drastis, berbanding terbalik dengan mulai naiknya harga rumah di pedesaan.

Rupanya, corona bukanlah satu-satunya alasan hal ini terjadi. Ada faktor lain yang tak kalah penting: bencana alam. Ya, keadaan alam Jepang memang sedikit destruktif. Misalnya saja, Topan 19 pada Oktober lalu. Peristiwa itu menghancurkan seluruh negara dengan angin kencang dan banjir yang mengerikan, dan salah satu tempat yang terkena dampak terparah adalah tower mansion. Bayangkan saja dirimu berada di lantai atas dengan lift yang tak berfungsi karena listrik padam dan flush toiletmu rusak akibat pipa ledengnya ngadat. Jika ini terjadi selama satu minggu penuh atau lebih, mungkin kamu akan menyesali keputusanmu untuk tinggal di tempat seperti ini kan?

Virus corona pun berdampak pada lift. Lift mungkin berjalan lancar tanpa ada hambatan, tapi apakah aman? Cukup sulit kan untuk melakukan social distancing di lift?

Jarak Social Distancing 2m (soranews24.com)

Bagi kebanyakan orang, rumah adalah investasi utama dalam hidup. Di mana orang-orang mendapatkan rasa nyaman dan aman hingga akhir hayat mereka. Belum lagi aset nilainya yang kerap meningkat tahun ke tahun dan berpotensi membantu membiayai biaya pensiunmu,

Namun, semua itu tak berlaku bagi kondominium tower-mansion. Gedung ini mungkin bisa menjadi sumber kecemasan dan kerugian finansial di kemudian hari,

"Aku membeli sebuah tower mansion condominium sebagai tempat untuk menghabiskan akhir hidupku,” ujar seorang pria berusia 60-an kepada Shukan Post yang tengah menghadapi kesulitan.

"Usiaku tak lagi muda, membuat pindah rumah sulit dan menjualnya pun tak bisa. Aku hanya bisa duduk di sini menunggu topan berikutnya datang, bertanya-tanya apa yang bisa aku lakukan saat itu datang,” ujarnya.