Berita Jepang | Japanesestation.com

Novelis Jepang Haruki Murakami mengatakan para politisi perlu membantu mengurangi ketidakpastian dan ketakutan publik atas virus corona dan mendapatkan dukungan masyarakat Jepang dengan berbicara secara tulus tentang pandemi dibanding dengan apa yang mereka lakukan saat ini.

Dalam acara radio langsung Malam Tahun Baru selama dua jam, Murakami mendesak para pemimpin politik untuk "berbicara jujur ​​dari hati" kepada orang-orang untuk mendorong partisipasi mereka dalam memperlambat peningkatan infeksi COVID-19, yang hampir lepas kendali.

"Saya pikir masalah penting dengan virus corona adalah masa depan kita yang tidak pasti, yang memicu rasa takut, marah, dan melarikan diri di antara orang-orang, yang menurut saya merupakan bahaya terbesar," kata Murakami dalam percakapan dengan salah satu dari dua tamu, fisiologi Nobel. pemenang hadiah Shinya Yamanaka dari Universitas Kyoto.

"Akan sulit bagi orang-orang untuk secara jujur ​​bekerja sama dengan langkah-langkah (anti-virus) ketika politisi tidak berkomunikasi dengan pesan" dengan kata-kata yang dapat menyentuh hati rakyat, kata Murakami, tanpa menyebut nama politisi mana pun.

Murakami yang dikenal dengan buku terlaris seperti "A Wild Sheep Chase," "The Wind-up Bird Chronicle" dan "1Q84," Murakami menekankan bahwa masalah yang diangkat oleh virus corona tampaknya menjadi bagian dari perkembangan seperti globalisme, perubahan iklim, kenaikan populisme dan melebarnya kesenjangan sosial.

Murakami telah menjadi pembawa acara "Radio Murakami" hampir setiap dua bulan sejak Agustus 2018 di Tokyo FM. Pada bulan Mei, ia menjadi pembawa acara rekaman acara yang ia bawakan dari rumahnya untuk menghibur orang-orang yang mengalami stres selama keadaan darurat (seperti bencana alam) di beberapa bagian Jepang, termasuk Tokyo.

Sementara itu, bagaimana keadaan pemerintah Jepang akan kritik Murakami?

Perdana Menteri Yoshihide Suga dan pendahulunya, Shinzo Abe, telah dikritik karena membaca pernyataan yang ditulis dengan hati-hati yang disiapkan oleh para birokrat pada konferensi pers, dan sering kali hanya mengulang-ulang kalimat yang sama setiap menanggapi pertanyaan dari para wartawan.

Jepang sejauh ini telah menghindari pertumbuhan infeksi yang eksplosif, tetapi lonjakannya angka kasus yang ada beberapa waktu belakangan ini sangat membuat warga Jepang khawatir.

Suga mengambil beberapa tindakan pandemi hingga pertengahan Desember, ketika dia menangguhkan kampanye promosi perjalanan diskon yang didanai negara. Suga juga pernah dikritik oleh masyarakat karena ikut makan malam steak bersama delapan orang, berbeda dari peraturan pemerintah yang mewajibkan kerumunan maksimal lima orang.